RIYADH (Arrahmah.id) – Muhammad Anis Matta, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Urusan Dunia Islam dan Timur Tengah, menegaskan bahwa KTT Arab-Islam yang diadakan di Riyadh pada Senin (11/11/2024) sesuai dengan harapan para peserta.
Ia berharap apa yang dihasilkan dalam konferensi tersebut dapat memaksa “Israel” untuk menghentikan perang di Palestina dan Lebanon, dengan adanya lima proposal yang bertujuan untuk mengisolasi “Israel” secara ekonomi dan mencabut keanggotaannya dari PBB.
“KTT Arab-Islam mengusulkan lima poin untuk mengintensifkan seluruh upaya politik dan diplomatik guna mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon, serta mencegah semua upaya dari berbagai pihak yang dapat menyeret wilayah tersebut ke dalam perang regional yang tak terkendali,” kata Anis Matta kepada media Arab Saudi, Syarqul Awsat pada Selasa (12/11).
Lima Usulan yang Diadopsi KTT
Anis Matta menyatakan bahwa semua proposal yang diusulkannya dimasukkan dalam rekomendasi KTT, yaitu lima poin sebagai berikut:
- Mengintensifkan upaya politik dan diplomatik untuk mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon, serta mencegah upaya eskalasi dari berbagai pihak yang bisa menyeret wilayah tersebut ke dalam perang regional yang tidak terkendali.
- Memobilisasi rakyat di negara-negara Islam untuk mendukung Palestina dan membuka semua jalur resmi, terutama oleh negara-negara tetangga Palestina, guna mempermudah pengiriman bantuan.
- Membuat gelombang dukungan global dengan memperluas aliansi dunia yang mencakup negara-negara Selatan untuk memperkuat dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, dan memanfaatkan pengaruh ini untuk menekan institusi internasional agar mengisolasi “Israel” dan mencabut keanggotaannya dari PBB.
- Melanjutkan pemboikotan ekonomi dan investasi terhadap “Israel” dan perusahaan yang terkait dengan Zionisme internasional, serta meningkatkan perdagangan antar negara anggota.
- Menghentikan semua upaya normalisasi hubungan dengan Israel dan mengevaluasi kembali hubungan diplomatik dengan “Israel”.
Harapan dan Langkah Strategis
Anis Matta juga mengungkapkan bahwa hasil dan rekomendasi dari KTT mencerminkan partisipasi aktif dan bahwa kehadiran para kepala negara menunjukkan bahwa KTT ini memiliki kemampuan untuk mengubah pandangan menjadi tindakan nyata.
Hubungan Arab Saudi dan Indonesia
Anis Matta menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menempatkan dunia Islam dan Timur Tengah sebagai prioritas dalam hubungan luar negeri, sehingga untuk pertama kalinya diangkat Wakil Menteri khusus untuk memperkuat hubungan dengan dunia Islam dan Timur Tengah.
“Saya berada di posisi ini,” ujar Anis Matta.
“Apa yang sedang kami lakukan sekarang adalah menyusun rencana konkret untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Islam dan Arab, khususnya ke tingkat hubungan strategis. Arab Saudi, tentu saja, termasuk dalam daftar ini. Saat ini, ada langkah-langkah yang sedang diambil untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi ke tingkat kemitraan strategis, serta membentuk dewan koordinasi yang dipimpin langsung oleh kepemimpinan kedua negara agar dapat mengatasi segala hambatan dalam hubungan bilateral,” jelasnya.
Anis Matta juga menyatakan bahwa Indonesia adalah negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, sementara Arab Saudi adalah kekuatan ekonomi terbesar di Timur Tengah, yang berarti kepentingan kedua negara memerlukan peningkatan hubungan ekonomi. Saat ini, volume perdagangan antara kedua negara hanya mencapai 6 miliar dolar AS, angka yang masih kecil dibandingkan potensi kedua negara.
“Sekarang kami sedang mengembangkan volume perdagangan ini dan menghilangkan semua hambatan yang ada dalam pengembangan hubungan ini. Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi yang akan datang sangat penting dalam rangkaian kunjungannya ke berbagai negara seperti Cina, Amerika, Peru, Brasil, Inggris, dan juga Kerajaan Saudi,” tambahnya.
Kerjasama Strategis
Anis Matta menjelaskan bahwa terdapat banyak proyek strategis, khususnya di bidang energi, perdagangan, dan pariwisata antara kedua negara. Ia optimis bahwa Indonesia juga akan memasuki berbagai sektor industri lainnya, mengingat saat ini Indonesia sedang melakukan perubahan struktural dalam ekonominya dan menetapkan prioritas dalam pembangunan.
“Pemerintah Indonesia saat ini memiliki rencana ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8 persen. Dalam kerangka ini, ada prioritas strategis seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, dan perumahan. Salah satu proyeknya adalah membangun 3 juta unit rumah per tahun, dengan target membangun 15 juta unit rumah dalam satu masa pemerintahan,” paparnya.
Keamanan Energi dan Proyek Pangan
Anis Matta juga membahas mengenai keamanan energi, di mana Indonesia perlu merencanakan peningkatan produksi energi untuk mengatasi kesenjangan antara konsumsi dan produksi. Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 600 ribu barel minyak per hari, sementara konsumsi mencapai 1,5 juta barel per hari.
“Kami akan bekerja untuk meningkatkan produksi minyak,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki proyek untuk mengembangkan 3 juta hektar lahan pertanian padi, dan proyek ini membutuhkan kerjasama strategis dengan negara-negara yang memiliki minat dalam proyek tersebut.
Anis Matta yakin bahwa kunjungan Presiden Indonesia ke Arab Saudi dalam waktu dekat akan membawa hasil yang signifikan dan meningkatkan level hubungan antara kedua negara, terutama karena Indonesia tengah mencari kemitraan strategis baru.
Topik Kerjasama Strategis
Anis Matta menekankan bahwa Indonesia sedang berupaya membangun kemitraan strategis yang mencakup berbagai bidang, termasuk sektor energi, ketahanan pangan, dan industri lainnya yang mendukung pembangunan ekonomi nasional. Salah satu fokus utama Indonesia adalah meningkatkan kerja sama dalam proyek-proyek besar yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dan stabilitas nasional.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia saat ini memiliki visi ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, dengan mengidentifikasi sektor-sektor kunci seperti energi, ketahanan pangan, dan infrastruktur perumahan sebagai prioritas utama.
Dalam hal ketahanan pangan, Indonesia telah menginisiasi proyek besar untuk meningkatkan produksi beras nasional melalui program pertanian yang melibatkan pemanfaatan lahan luas. Dengan demikian, kemitraan strategis dengan negara-negara lain yang memiliki keahlian di bidang ini dianggap sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Proyek Kunjungan Presiden Prabowo ke Saudi
Dalam persiapan kunjungan Presiden Prabowo ke Arab Saudi, Anis Matta mengungkapkan bahwa kunjungan ini akan menjadi langkah penting untuk menguatkan hubungan bilateral dan menindaklanjuti proyek-proyek strategis yang telah direncanakan antara kedua negara.
Menurutnya, Indonesia saat ini sedang mencari kemitraan yang berfokus pada proyek jangka panjang yang dapat memberikan manfaat nyata bagi kedua negara, terutama dalam menghadapi tantangan global dan regional di bidang ekonomi dan energi.
Anis Matta menambahkan bahwa pemerintah Indonesia menaruh harapan besar pada kerjasama strategis dengan Arab Saudi, terutama mengingat kedua negara merupakan kekuatan ekonomi utama di kawasan masing-masing. Ia optimis bahwa kunjungan Presiden Prabowo akan memberikan peluang untuk memperluas kolaborasi di berbagai sektor dan mempererat hubungan diplomatik serta ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi.
Peran Arab Saudi dalam Penguatan Kemitraan Ekonomi
Anis Matta menegaskan bahwa kemitraan strategis antara Indonesia dan Saudi memiliki potensi besar untuk mendorong peningkatan ekonomi di kedua negara.
Menurutnya, Arab Saudi sebagai pusat ekonomi Timur Tengah memiliki banyak peluang investasi yang bisa dimanfaatkan Indonesia, terutama dalam sektor energi dan industri.
“Arab Saudi telah menjadi salah satu mitra utama Indonesia, dan sekarang kita perlu memanfaatkan peluang-peluang ini untuk mewujudkan kerjasama ekonomi yang lebih mendalam dan lebih luas lagi,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya peningkatan investasi bersama dan perdagangan bilateral yang seimbang antara kedua negara. Dalam konteks ini, Saudi tidak hanya dipandang sebagai mitra ekonomi, tetapi juga sebagai rekan strategis untuk mendukung proyek-proyek yang berorientasi pada ketahanan energi dan pangan, dua sektor yang sangat penting bagi masa depan ekonomi Indonesia.
Dengan adanya kesepakatan dalam sektor energi, Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan pada impor energi serta mengembangkan sumber daya energi yang lebih berkelanjutan.
Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan
Anis Matta juga menyoroti bahwa salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia adalah pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat dalam skala besar.
Dalam periode pemerintahan saat ini, Indonesia menargetkan pembangunan hingga 15 juta unit rumah sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan lapangan kerja baru. Ia menyebut bahwa sektor konstruksi dan perumahan ini juga merupakan area potensial untuk kerjasama dengan Arab Saudi.
Lebih lanjut, Anis Matta menjelaskan bahwa peningkatan infrastruktur perumahan ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga menciptakan pasar yang stabil dan produktif bagi investasi asing. Dengan dukungan dari negara mitra seperti Saudi, Indonesia berharap dapat mempercepat pelaksanaan program-program infrastruktur tersebut.
Kepentingan Bersama dalam Stabilitas Regional
Menurut Anis Matta, Indonesia dan Arab Saudi juga memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas kawasan. Ia menyatakan bahwa stabilitas politik dan ekonomi di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara sangat penting bagi kedua negara. Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk menjalin kerjasama erat dengan Arab Saudi guna mendorong terciptanya stabilitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi tidak hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi, tetapi juga pada nilai-nilai bersama dalam menjaga kedamaian dan stabilitas di kawasan masing-masing,” ujar Anis Matta.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain di kawasan yang ingin mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan stabilitas regional.
Transformasi Ekonomi Indonesia dan Visi Pembangunan Jangka Panjang
Anis Matta menutup wawancaranya dengan menekankan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase transformasi ekonomi besar-besaran, dengan visi jangka panjang untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi terdepan di kawasan Asia Tenggara dan bahkan dunia.
Pemerintah Indonesia saat ini telah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi yang ambisius, termasuk memperkuat sektor-sektor utama seperti industri, energi, dan pertanian. Indonesia juga berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor dengan meningkatkan produksi dalam negeri.
“Kami tidak hanya fokus pada pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga pada pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Anis Matta.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil dan setiap kerja sama yang dibangun memiliki dampak yang nyata bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Ia melanjutkan bahwa program pembangunan yang dicanangkan pemerintah Indonesia mencakup berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti proyek perumahan, ketahanan pangan, dan keamanan energi.
Anis Matta juga menyebutkan bahwa kunjungan Presiden Prabowo ke Arab Saudi yang akan datang diharapkan dapat memperkuat kemitraan strategis yang tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan.
Prospek Masa Depan Kemitraan Indonesia-Saudi
Di akhir wawancaranya, Anis Matta menegaskan bahwa kemitraan antara Indonesia dan Arab Saudi memiliki prospek yang cerah dan berkelanjutan.
Ia menyatakan bahwa kerjasama ini tidak hanya akan memperkuat ekonomi kedua negara tetapi juga menciptakan landasan yang kuat bagi kerja sama di bidang lain, seperti pendidikan, kebudayaan, dan teknologi. Menurutnya, hubungan yang erat antara kedua negara akan semakin membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih luas di berbagai sektor.
“Dengan fondasi yang kuat dan visi bersama, kami optimis bahwa hubungan antara Indonesia dan Saudi akan terus berkembang menjadi kemitraan strategis yang berdampak luas,” kata Anis Matta.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya membangun hubungan yang didasarkan pada rasa saling menghormati dan saling menguntungkan, agar kedua negara dapat menghadapi tantangan global bersama-sama dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk rakyat mereka.
Dengan demikian, wawancara ini mencerminkan tekad Indonesia dan Arab Saudi untuk mengembangkan kemitraan yang lebih erat, yang tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi tetapi juga mencakup berbagai bidang yang dapat memberikan manfaat bagi kedua negara di masa depan. (Rafa/arrahmah.id)