BEIRUT (Arrahmah.id) – Komite Darurat Pemerintah Lebanon mengumumkan pada 12 November bahwa sedikitnya 106 serangan udara dilancarkan terhadap negara itu oleh militer ‘Israel’ dalam waktu 24 jam.
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah ‘Israel’ melancarkan lebih dari selusin serangan udara terhadap lingkungan permukiman di pinggiran selatan Beirut.
Pada Selasa pagi (12/11/2024), tentara ‘Israel’ mengeluarkan perintah evakuasi paksa bagi penduduk di wilayah selatan Beirut, yakni Al-Hadath, Haret Hreik, Al-Ghobeiry, dan Lilaki, dengan alasan berencana menyerang “target-target Hizbullah”.
Watch Zionists destroy a residential tower in southern Beirut today.
Western taxpayers are paying for the daily multiple massacres that are being carried out across Lebanon against civilians.
Western stenographers try to convince the ignorant that these are "Hezbollah targets." pic.twitter.com/05Kg0QehYi
— Seyed Mohammad Marandi (@s_m_marandi) November 12, 2024
Puluhan serangan udara lainnya menghantam berbagai wilayah Lebanon sepanjang sisa hari itu, termasuk kota-kota selatan Nabatieh dan Tyre, Lembah Bekaa di timur, dan desa-desa di utara.
Pada Selasa malam (12/11), kementerian kesehatan mengumumkan bahwa sedikitnya 17 orang tewas dan 21 orang terluka dalam serangan udara Israel di kota Baalchmay (Aley), Joun (Chouf), Rumin (Nabatieh), dan Al-Maali (Hermel).
Para pejabat mengatakan bahwa 12.736 serangan ‘Israel’ telah menghantam Lebanon sejak Oktober 2023, menewaskan sedikitnya 3.287 orang dan melukai lebih dari 14.000 orang. Lebih dari 1,2 juta orang telah mengungsi akibat agresi ‘Israel’.
3287 شهيدا و 14222 جريحا منذ بدء العدوان، وحصيلة يوم أمس 44 شهيدا و 88 جريحا pic.twitter.com/CqWwoRul8y
— Ministry of Public Health – Lebanon (@mophleb) November 12, 2024
Eskalasi ‘Israel’ ini menyusul komentar Menteri Pertahanan yang baru diangkat, Israel Katz , yang mengatakan, “Tidak akan ada gencatan senjata dan tidak ada jeda” di Lebanon.
“Di Lebanon, tidak akan ada gencatan senjata dan jeda. Kami akan terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh hingga tujuan perang kami tercapai,” kata Katz melalui media sosial.
“Israel tidak akan menyetujui pengaturan apa pun yang tidak menjamin haknya untuk secara independen menegakkan dan mencegah terorisme, mencapai tujuan perangnya di Lebanon, melucuti senjata Hizbullah, memukul mundur mereka ke seberang Sungai Litani, dan mengizinkan penduduk utara untuk kembali ke rumah mereka dengan aman,” tambahnya.
Katz mengambil alih jabatan kepala perang untuk Yoav Gallant minggu ini setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecatnya.
Terlepas dari komentar Katz, pada Selasa malam (12/11), utusan khusus AS Amos Hochstein mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa “ada peluang” untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata untuk Lebanon “segera.” “Saya berharap kita bisa mendapatkannya,” kata Hochstein.
Namun, sebelumnya, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengatakan kepada surat kabar AlJoumhouria bahwa Beirut menolak penyelesaian apa pun “yang menguntungkan Israel” dengan mengorbankan Lebanon.
“Setiap solusi atau penyelesaian yang mengutamakan kepentingan ‘Israel’ dengan mengorbankan Lebanon dan kedaulatannya ditolak. Apakah ada orang waras yang percaya bahwa kita akan menyetujui penyelesaian atau solusi yang mengutamakan kepentingan ‘Israel’ dengan mengorbankan Lebanon dan kedaulatannya?” kata Berri.
Meskipun serangan ‘Israel’ gencar, pasukan Hizbullah telah berhasil melancarkan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap pemukiman dan kota-kota di utara ‘Israel’.
Perlawanan Lebanon juga telah memberikan pukulan berat terhadap tentara ‘Israel’ di selatan, dengan mengumumkan pada hari Selasa bahwa lebih dari 100 tentara telah tewas dan lebih dari 1.000 terluka sejak dimulainya operasi darat. (zarahamala/arrahmah.id)