TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Pemukim ‘Israel’ dan pemimpin Dewan Regional Samaria di Tepi Barat Palestina yang diduduki, Yossi Dagan, telah membeli lebih dari 500 senapan untuk mempersenjatai tim keamanan darurat, dan sekarang berupaya untuk lebih meningkatkan peralatan mereka sebagai persiapan untuk perang di masa depan dengan Palestina, Masar News melaporkan pada Selasa (5/11/2024).
Dagan membeli lusinan senapan runduk canggih setelah mengumpulkan hampir satu juta shekel ($270.000) dari para pendukung Dewan di seluruh dunia.
Masar News mencatat bahwa “Langkah-langkah ini menunjukkan perubahan besar dalam strategi para pemukim” dan menunjukkan kesiapan para pemukim untuk berperang di Tepi Barat.
Awal bulan lalu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mengumumkan bahwa lebih dari 120.000 senjata api telah didistribusikan di antara pemukim Yahudi di Tepi Barat sejak pecahnya perang Gaza tahun lalu.
“Lebih dari 120.000 senjata didistribusikan kepada warga yang memenuhi syarat, sementara puluhan ribu lainnya menerima persetujuan bersyarat,” katanya di akun X-nya.
“Kami bermaksud untuk terus mempersenjatai ‘Israel’. Itulah yang telah kami lakukan, dan itulah yang akan terus kami lakukan!”
Menteri supremasi Yahudi itu bersumpah untuk “terus bekerja dengan sekuat tenaga demi kemenangan penuh, di Gaza, di Lebanon, dan di Iran, dan di mana pun musuh kita melangkah hingga semua yang diculik dipulangkan ke rumah.”
Pekan lalu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyerukan agar ‘Israel’ secara efektif mencaplok Tepi Barat dan Jalur Gaza, mendesak pembangunan permukiman baru jauh di dalam wilayah Palestina dan pengusiran warga Palestina yang menolak hidup di bawah kekuasaan Yahudi permanen.
Smotrich menyampaikan pada KTT Timur Tengah – sebuah konferensi di Yerusalem bagi kaum Evangelis AS – bahwa ‘Israel’ harus membuat “pernyataan tegas … kepada bangsa Arab dan seluruh dunia bahwa negara Palestina tidak akan didirikan.”
Hal ini memerlukan “pembangunan kota-kota dan permukiman baru di pedalaman [Tepi Barat],” yang akan menampung ratusan ribu pemukim Yahudi baru.
Membawa warga sipil untuk tinggal di tanah Palestina sangat penting untuk mempertahankan kendali Yahudi secara permanen, kata Smotrich.
“Jika tidak ada warga sipil, tidak ada militer yang tinggal dalam jangka panjang … tidak ada keamanan, dan ada ancaman nyata terhadap Negara ‘Israel’ dan warganya, dan kita tidak boleh membiarkan ini,” tandasnya. (zarahamala/arrahmah.id)