KUALA LUMPUR (Arrahmah.id) – Malaysia telah menyiapkan rancangan resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang antara lain mengusulkan agar “Israel” dicopot dari anggota organisasi tersebut jika terjadi pelanggaran hukum, undang-undang, dan keputusan dalam masalah yang melibatkan Palestina.
Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam sesi informasi di Dewan Rakyat hari ini mengatakan rancangan resolusi tersebut sedang dalam proses negosiasi dan diharapkan akan dipresentasikan di Majelis Umum PBB untuk disetujui dalam waktu dekat.
“Tanggal 31 Oktober lalu, Malaysia bergabung dengan Core Group untuk persiapan rancangan resolusi Majelis Umum PBB yang meminta Advisory Opinion dari Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai kewajiban ‘Israel’ untuk mengizinkan kegiatan dan kehadiran PBB,” ujarnya, lansir Malaysia Kini (4/11/2024).
Hal ini juga mencakup badan-badan di bawah PBB, organisasi internasional dan negara ketiga di Wilayah Pendudukan Palestina (OPT), yang dilaksanakan atas persetujuan pemerintah Palestina untuk kepentingan masyarakat Palestina di wilayah tersebut.
Dia mengatakan bahwa setelah disetujui nanti, resolusi tersebut diharapkan menjadi dasar hukum yang memungkinkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) untuk terus menyediakan layanan dasar seperti pendidikan, layanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan. yang telah memberikan bantuan kepada lebih dari enam juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon dan Suriah.
Anwar mengatakan selama 75 tahun UNRWA menjadi penopang utama penyaluran bantuan internasional kepada rakyat Palestina dan peran penting UNRWA di Palestina juga didukung penuh oleh Malaysia dengan bantuan, kerja sama dan koordinasi akan terus ditingkatkan.
“Dukungan Malaysia yang berkelanjutan terhadap UNRWA cukup penting dan kami juga mendapat apresiasi dari Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini yang menyampaikan hal tersebut kepada Menteri Luar Negeri (Datuk Seri Mohamad Hasan) pada sidang PBB terakhir dan meminta agar kerja sama ini ditingkatkan,” ujarnya. .
Perdana Menteri mengatakan, sudah setahun sejak “Israel” melakukan genosida di Gaza dan hingga 1 November, konflik di wilayah tersebut telah menewaskan 43.204 warga Palestina, termasuk 16.500 anak-anak.
“Sebanyak 101.641 warga Palestina dilaporkan terluka, sementara 11.000 orang lainnya dilaporkan hilang. Rata-rata 118 warga Palestina tewas dan 277 luka-luka setiap hari sejak Oktober 2023.
Sayangnya, situasi di Gaza terus meningkat dan seperti yang saya tekankan karena kekerasan terjadi tanpa henti dengan impunitas, dengan izin, dan dengan dukungan langsung dan tidak langsung dari negara-negara sekutu “Israel”, katanya. (haninmazaya/arrahmah.id)