KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan menggambarkan kunjungan delegasi Imarah Islam dan perwakilan sektor swasta ke Kazakhstan baru-baru ini sebagai kunjungan yang sangat bermanfaat.
Hamdullah Fitrat, Wakil Juru Bicara Imarah Islam, menyatakan bahwa kontrak senilai $100 juta dolar ditandatangani antara sektor swasta kedua negara di berbagai bidang selama kunjungan ini.
Fitrat menyoroti pencapaian penting lainnya, termasuk kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai sektor seperti perdagangan, industri, pertambangan, energi, pertanian, telekomunikasi, dan kesehatan, lansir Tolo News (1/11/2024).
Dia juga mencatat kesiapan Kazakhstan untuk membeli kapas dari Afghanistan sebagai salah satu pencapaian utama dari kunjungan delegasi ke Kazakhstan.
Pencapaian-pencapaian penting dari kunjungan delegasi Imarah Islam ke Kazakhstan meliputi:
- Penandatanganan perjanjian senilai $100 juta dolar antara sektor swasta kedua negara.
- Penandatanganan peta jalan untuk kerja sama antara Afghanistan dan Kazakhstan di berbagai sektor seperti perdagangan, industri, pertambangan, energi, pertanian, telekomunikasi, dan perawatan kesehatan.
- Kesediaan Kazakhstan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek konstruksi kereta api.
- Penandatanganan kontrak untuk lebih dari 2.000 ton buah kering antara sektor swasta kedua negara.
- Memulai ekspor buah-buahan segar Afghanistan ke Kazakhstan, termasuk delima.
- Kesiapan Kazakhstan untuk membeli kapas Afghanistan.
Wakil Juru Bicara Imarah slam mengatakan: “Imarah Islam telah menandatangani peta jalan untuk kerja sama antara Afghanistan dan Kazakhstan di bidang perdagangan, industri, pertambangan, energi, logistik, pertanian, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan tinggi, dan bantuan kemanusiaan. Kontrak senilai 100 juta dolar AS telah ditandatangani antara sektor swasta kedua negara di berbagai bidang.”
“Jika negara-negara regional, termasuk Afghanistan, melanjutkan kontrak dan perjanjian tersebut dengan tulus dan penuh dedikasi, tidak diragukan lagi bahwa mereka akan berdiri sendiri secara ekonomi, dan rakyatnya akan menikmati kemakmuran yang besar,” ujar Abdul Shukor Hadawal, seorang analis ekonomi.
Kamar Dagang dan Investasi memandang perjanjian dan nota kesepahaman ini sebagai hal yang berdampak dalam membina hubungan komersial, ekonomi, dan transit antara kedua negara dan menekankan pentingnya penerapannya.
Khanjan Alokozay, anggota dewan direksi Kamar Dagang dan Investasi, menyatakan: “Proyek-proyek dengan perjanjian yang telah ditandatangani, terutama di bidang energi, listrik, infrastruktur, dan transportasi, sangat signifikan. Langkah-langkah akan diambil, tetapi sampai proyek-proyek ini diimplementasikan, rakyat Afghanistan tidak akan mendapatkan manfaat dari hasilnya. Khususnya mengenai jalur kereta api, jika pekerjaan praktis dimulai, ini akan menjadi proyek berskala sangat besar.”
“Jika manfaat dari perjanjian ini terealisasi, tidak ada keraguan bahwa masalah-masalah yang ada di Afghanistan dalam hal perdagangan dan transit akan dapat diatasi. Tingkat perdagangan dan ekspor Afghanistan ke negara-negara Asia Tengah akan meningkat, dan peluang masuknya Afghanistan ke beberapa pasar global, terutama Cina, akan difasilitasi. Melalui cara-cara ini, ekonomi dan perdagangan Afghanistan akan diperkuat secara signifikan,” kata Mir Shaker Yaqoubi, seorang analis ekonomi lainnya.
Kunjungan ini terjadi ketika delegasi Imarah Islam, yang dipimpin oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan, melakukan perjalanan ke Kazakhstan pada 18 Oktober 2024, untuk berpartisipasi dalam pameran Afghanistan-Kazakh yang kedua. Dalam pameran ini, 250 pedagang Afghanistan memamerkan produk dan barang Afghanistan di berbagai sektor selama tiga hari. (haninmazaya/arrahmah.id)