GAZA (Arrahmah.id) — Ketika Israel menangkap kembali para pria Palestina di kota Dura, Tepi Barat yang diduduki, para tahanan menghadapi perlakuan yang tidak biasa. Selain menutup mata para tahanan, memborjol, dan menempatkan dalam tempat yang tidak manusiawi,setiap pria ditandai dahinya dengan nomor.
Dilansir Middle East Eye (1/11/2024), kejadian itu terjadi pasca tentara Israel melancarkan operasi penangkapan besar-besaran di Dura, sebelah selatan Hebron, pada Kamis pagi (31/10), yang menargetkan lebih dari 20 mantan tahanan.
Di antara mereka terdapat beberapa aktivis kelompok perlawanan Palestina Hamas terkemuka yang sebelumnya ditahan Israel setelah pecahnya perang di Gaza dan telah dibebaskan dari penjara beberapa bulan lalu.
Osama Shaheen, yang dibebaskan pada bulan Agustus setelah 10 bulan penahanan administratif, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa tentara Israel secara brutal menyerbu rumahnya, menghancurkan perabotannya.
“Para tentara mengubah nama kami menjadi angka, dan setiap tahanan memiliki nomor yang mereka gunakan untuk memprovokasinya selama penangkapan dan memanggilnya dengan nomor, bukan nama. Bagi mereka, kami hanyalah angka,” ungkap Osama
Ayed Dudin, seorang paramedis yang dibebaskan dari penjara Israel pada bulan Juli, mengatakan tentara juga menyerbu rumahnya. Namun, karena Dudin sedang keluar, tentara orang Israel membawa putranya, Mohammed, sebagai gantinya.
“Saya menerima panggilan telepon dari seorang perwira di tentara Israel dan dia meminta saya untuk menyerahkan diri agar putra saya dibebaskan. Meskipun saya pergi untuk melakukannya, mereka tidak membebaskan Mohammad dan menahannya bersama saya,” kata Dudin kepada MEE.
Dudin mengatakan dia juga menjadi sasaran pemukulan dan pelecehan saat ditahan di rumah Rjoub, yang di atasnya para tentara mengibarkan bendera Israel secara provokatif.
Dia juga memiliki nomor yang tertulis di dahinya.
Di desa Tabaqa di dekatnya, Israel mengubah rumah Palestina lainnya menjadi pusat penahanan dan interogasi, tempat para penghuninya mengalami perlakuan serupa.
Selama penggerebekan, yang berlangsung selama 11 jam, tentara juga membagikan selebaran dan poster berisi peringatan yang mengancam untuk tidak menyerang tentara atau pemukim Israel. (hanoum/arrahmah.id)