TEL AVIV (Arrahmah.id) – Kementerian Dalam Negeri dan Kebudayaan ‘Israel’ mengumumkan bahwa mereka telah menangguhkan hubungan mereka dengan surat kabar Haaretz setelah surat kabar itu menggambarkan Hamas sebagai “Freedom Fighters” (Pejuang Kemerdekaan).
Surat kabar ‘Israel’, Israel Hayom, mengatakan di situs webnya pada Jumat (1/11/2024) bahwa Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan perintah untuk menghentikan kerja sama dengan Haaretz, setelah pernyataan yang dibuat oleh pemilik surat kabar tersebut, Amos Schocken, di mana ia mengatakan bahwa Hamas adalah “Pejuang Kemerdekaan”.
Kementerian Dalam Negeri ‘Israel’ mendorong Schocken untuk meminta maaf atas pernyataannya, Israel Hayom, mengindikasikan bahwa Schocken mengumumkan permintaan maafnya selama konferensi pers di London, dan berkata, “Saya telah mempertimbangkan kembali apa yang saya katakan, dan untuk menghindari keraguan, Hamas bukanlah pejuang kemerdekaan. 7 Oktober adalah peristiwa yang mengejutkan.” Ia menambahkan, “Penggunaan terorisme adalah ilegal, saya salah ketika saya tidak mengatakan itu… Seperti biasa di ‘Israel’, kata-kata saya mewakili posisi pribadi saya dan bukan posisi surat kabar.”
Saluran ‘Israel’ i24 melaporkan bahwa Schocken menyerang pemerintah dan mengatakan bahwa pemerintah “memimpin rezim apartheid yang brutal terhadap penduduk Palestina, sambil memerangi pejuang kemerdekaan yang digambarkan ‘Israel’ sebagai teroris.”
Ia menunjukkan bahwa “apa yang terjadi di Gaza adalah Nakba kedua”, dan menyerukan sanksi terhadap ‘Israel’, dengan mengatakan “ini adalah satu-satunya cara untuk mendirikan negara Palestina”.
A huge uproar in Israel after Amos Schocken @AmosSchocken1, Publisher of Israeli newspaper Haaretz and the head of Haaretz group, made a statement:
🔴Israel is implementing an apartheid regime.
🔴 Refers to Palestinian resistance as “freedom fighters”.
🔴 What is happening now… pic.twitter.com/qcPocGjRRi— Lotfi GHAZOUANI (@Lotfi_Ghazouani) October 31, 2024
Saluran tersebut dan sebelumnya surat kabar Israel Hayom mengumumkan bahwa Kementerian Dalam Negeri ‘Israel’ telah berhenti berurusan dengan Haaretz.
Pada gilirannya, Kementerian Kebudayaan mengumumkan bahwa setelah pernyataan Schocken di London, mereka “akan segera menghentikan semua iklan dan kerja samanya dengan surat kabar tersebut”. (zarahamala/arrahmah.id)