TEPI BARAT (Arrahmah.id) — Kantor Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA di kamp pengungsi Nur Shams, Tulkarem, diratakan dengan tanah oleh buldoser Israel, Kamis (31/10/2024).
Kejadian ini terjadi setelah serangan drone Israel yang menewaskan dua warga Palestina, termasuk seorang anak, di kamp yang sama, seperti dilaporkan Anadolu Agency (31/10).
Nehad al-Shaweeh, kepala komite layanan lokal di kamp tersebut, mengonfirmasi bahwa bangunan yang dihancurkan itu digunakan oleh UNRWA untuk memberikan kebutuhan sehari-hari kepada penghuninya.
“Gedung itu sebagian sudah hancur ketika Israel melakukan penyerbuan sebelumnya, dan hari ini seluruhnya dihancurkan oleh pasukan Israel,” jelasnya kepada Anadolu Agency.
Penghancuran ini terjadi hanya tiga hari setelah Knesset, parlemen Israel, mengesahkan undang-undang yang melarang UNRWA beroperasi.
Undang-undang tersebut, yang dinilai “belum pernah terjadi sebelumnya dan berbahaya” oleh Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, akan mulai berlaku dalam waktu 90 hari dan dapat berdampak signifikan terhadap operasi UNRWA di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Yerusalem Timur.
Menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA, ada dua sekolah dan pusat kesehatan yang dikelola UNRWA di kamp Nur Shams. Penutupan fasilitas ini berpotensi memperburuk kondisi kemanusiaan di kawasan tersebut.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat setelah serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah merenggut lebih dari 43.100 jiwa, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada Oktober tahun lalu.
Di Tepi Barat, setidaknya 766 warga Palestina telah tewas dan 6.300 lainnya terluka akibat tindakan kekerasan oleh pasukan Israel, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina.
Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang mendalam bagi penduduk sipil, yang terus menghadapi dampak dari konflik yang berkepanjangan ini. (hanoum/arrahmah.id)