(Arrahmah.id) –
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah Swt berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Wahai kaum mukmin, taatlah kalian kepada Allah dan jadilah kalian golongan yang jujur. (QS At-Taubah (9) : 119)
Melalui firman Allah ini, orang-orang beriman dipernitahkan agar senantiasa bersama orang-orang yang benar, menjauhi para pendusta, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Betapa banyak di antara manusia yang merugi karena mengabaikan ayat ini.
Maka taatlah kepada Allah, dengan sungguh-sungguh berupaya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar dalam ucapan dan jujur dalam perilaku dan perbuatannya.
Shalawat dan salam, semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya dan para sahabat, serta segenap pengikutnya hingga akhir zaman.
Amma ba’du!
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah_
Di antara jasa Islam dalam membangun akhlah dan memperbaiki pola hidup manusia, adalah Islam mengajarkan umatnya agar selalu mengonsumsi makanan yang halal dan baik (halalan thayibah). Perintah ini sangat jelas disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Di dalam Al Qur’an disebutkan,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Wahai kaum mukmin, minuman keras, judi, penyembelihan hewan untuk berhala, dan pengundian nasib adalah hal yang kotor bagian dari bujukan setan. Karena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan kotor itu supaya kalian mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat. (QS Al-Ma’idah (5) : 90)
Orang yang mengonsumsi makanan haram, amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wata’ala. Semua ibadahnya akan percuma. Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-sia. Shalatnya pun hanya tinggal gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.
Nabi Muhammad SAW bahkan menyebut bahwa Allah SWT melaknat orang-orang yang meminum khamar. Tidak hanya peminum, orang-orang yang terlibat dalam jual beli khamar, dari pemeras anggur hingga penjual juga masuk sebagai orang-orang yang dilaknat Allah. Termasuk polisi yang melindungi, satpam yang menjaga toko penjual minuman keras, juga Ojol yang mengantar ke konsumen, bahkan pemilik tanah atau rumah yang disewakan sebagai tempat/lokasi menjual minuman keras. Semuanya, tanpa kecuali dilaknat oleh Allah hingga dia bertobat.
Rasulullah SAW bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ الْخَمْرَ وَشَارِبَهَا وَسَاقِيَهَا وَبَائِعَهَا وَمُبْتَاعَهَا وَعَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُولَةَ إِلَيْهِ
“Allah melaknat khamar, orang yang meminumnya, orang yang menuangkannya, penjualnya, pembelinya, orang yang memerasnya, orang yang mengambil hasil perasannya, orang yang mengantarnya dan orang yang meminta diantarkan.” (HR. Ahmad).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Maraknya minuman keras (Miras) yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia, kini semakin meresahkan dengan munculnya fenomena Miras oplosan yang dijual bebas, telah merenggut banyak korban.
Belum lama ini, ada dua santri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak menjadi korban penganiayaan dan penusukan di Prawirotaman, Kota Jogja. Pelakunya adalah para pemabuk yang sedang pesta miras. Sehingga Santri dan kader NU menggelar aksi demonstrasi di halaman Mapolda DIJ, Depok, Sleman, (29/10/2024). Mereka menuntut agar pelaku penusukan dua santri diproses hukum.
Kecanduan alkohol, sudah terbukti dapat merusak otak sehingga berdampak pada gangguan memori, sulit berkonsentrasi, dan mengganggu aktivitas.
FESTIVAL KULINER HARAM
Hari-hari ini masyarakat di Jogjakarta sedang resah akibat minuman keras. Sedang masyarakat Solo, selain miras masyarakat juga resah akibat munculnya banyak warung makanan yang menyediakan daging haram.
Diberitakan media massa, selama Walikota Gibran Rakabuming Raka memerintah Kota Solo (2020-2024), daerah ini telah menjadi juara pertama Kota dengan Kuliner Babi terbanyak se Indonesia. Dan akan tercatat dalam sejarah kota Solo, disinilah untuk pertama kalinya digelar festival kuliner Non Halal, 2024, yang dipromosikan secara vulgar, terbuka, dan masif. Festival kuliner haram ini dilabeli juga sebagai festival kuliner pecinan nusantara.
Kini, jabatan Gibran kian moncer, dari Walkot menjadi Wapres (2024-2029). Maka wajar, apabila masyarakat kian khawatir. Jangan-jangan Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, nanti akan menjadi juara pertama sebagai Negara dengan Kuliner Babi terbanyak se Asia. Mengalahkan China, Taiwan, Hongkong, Singapura dan Thailand ?
Kekhawatiran tersebut sangat rasional, mengingat adanya peringatan keras dari Rasulullah Saw tentang bahayanya mengonsumsi makanan haram. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ اَوْلٰى بِهٖ
“Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya).” (HR At-Thabrani).
Hadits ini mengisyaratkan bahwa, makanan adalah sumber dari segala sumber bagi manusia untuk tumbuh dan berkembang. Maka jagalah makanan itu dari hal-hal yang tidak baik dan haram. Karena apabila kita mengonsumsi makanan yang haram, maka bisa jadi penyebab lahirnya perbuatan yang mengarah pada siksa api neraka.
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali telah melakukan penelitian selama 12 tahun untuk mengamati pengaruh makanan terhadap perilaku kehidupan manusia. Menurut Al-Ghazali, orang-orang yang peduli terhadap hukum halal dan haram pada sebuah makanan maka akan berperilaku baik serta mudah mengendalikan diri.
Akan tetapi orang yang tidak peduli terhadap halal dan haram makanan, maka orang itu akan cenderung menyimpang, susah dikendalikan, dan bahkan mudah sekali melakukan pelanggaran.
Mengapa Allah Swt menyeru kepada hamba-hambaNya supaya mengonsumsi makanan yang halal dan baik dan dilarang mengikuti setan? Sebab, karakter yang dimiliki setan adalah tidak peduli terhadap halal dan haram sehingga selalu berperilaku menyimpang. Namun demikian, setan terkadang mampu menunjukkan berbagai kebaikan, tetapi hanya sebatas pura-pura sehingga tidak ada kebaikan yang sesungguhnya dari setan.
“Setan itu, sudah jahat, tidak baik, dia juga akan mengajak manusia untuk berbuat menyimpang. Itulah kenapa sampai urusan makan saja, Allah mengingatkan kepada kita semua agar kita berhati-hati. Jadi seruan Allah hendaknya kita memperhatikan betul tentang makanan”.
Jogjakarta, Jum’at 1 Nopember 2024
(ameera/arrahmah.id)