GAZA (Arrahmah.id) – Viral sebuah video yang memperlihatkan pasukan pendudukan ‘Israel’ mengumpulkan wanita dan anak-anak di dalam sebuah lubang besar dan mengepung mereka dengan tank sebelum membiarkan mereka meninggalkan Jalur Gaza utara.
Salah seorang ibu di Jabalia bercerita, “Mereka mengambil semua anak dari ibu mereka dan menempatkan mereka di tempat yang menyerupai lubang. Tank datang dan mengitari mereka beberapa kali hingga mereka tertutup tanah dan pasir, di tengah teriakan anak-anak dan ratapan para ibu. Setelah itu, tentara datang dan mulai melemparkan anak-anak ke arah para ibu. Jika seorang ibu menggendong seorang anak, ia harus menggendongnya dan bergerak cepat tanpa memastikan bahwa anak itu memang anaknya.
Banyak ibu menggendong anak yang bukan anaknya, dipaksa pergi bersama anak-anak perempuan lain. Di sinilah babak baru penderitaan dimulai, saat seorang ibu mencari anaknya di tangan perempuan lain, menenangkan anak di lengannya hingga ia menemukan anaknya sendiri.”
⚡️JUST IN: The Israeli occupation gathers large numbers of children and women into a hole and surrounds them with gunfire before allowing them to flee from the northern Gaza Strip.
According to a testimony from one of the women in Jabalia:
“They took all the children from their… pic.twitter.com/0Nfyt9QmnT
— Suppressed News. (@SuppressedNws) October 24, 2024
Mengomentari video tersebut, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Dr. Munir Al-Barsh, mengatakan bahwa “pengumpulan wanita dan anak-anak oleh pasukan pendudukan di Gaza utara dan memaksa mereka untuk bergerak menuju Kota Gaza adalah tindakan pembersihan etnis yang melanggar semua hukum dan konvensi internasional yang secara terang-terangan diabaikan oleh pendudukan Israel.”
Selama 20 hari berturut-turut, tentara pendudukan melanjutkan pengeboman udara dan artileri intensif serta penembakan di Jalur Gaza utara, terutama kamp Jabalia dan kota Beit Lahia, dalam adegan yang menurut para pengamat adalah “genosida” yang disaksikan secara langsung oleh dunia.
Menurut Direktur Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza, Ismail Al-Thawabtah, tentara ‘Israel’ telah membakar tenda-tenda pengungsi di Gaza utara dalam beberapa hari terakhir, melakukan eksekusi di lapangan, dan secara sengaja mengadopsi kebijakan kelaparan untuk melaksanakan rencana pengungsian dan mengubah provinsi tersebut menjadi zona penyangga.
Video lain menunjukkan seorang gadis kecil Palestina menangis kesakitan, karena terpaksa melarikan diri dari Gaza utara dengan kakinya yang terluka.
"My leg is full of blood. It bleeds everyday."
A Palestinian girl cried in pain while speaking to a journalist after being forced to walk miles from northern Gaza due to Israel’s ongoing siege. pic.twitter.com/JwHrBZe7HD
— Al Jazeera English (@AJEnglish) October 24, 2024
Pada 5 Oktober, tentara pendudukan memulai operasi pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza utara, sebelum mengumumkan dimulainya invasi ke wilayah tersebut keesokan harinya, dengan dalih “mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatannya di wilayah tersebut,” sementara Palestina mengatakan bahwa ‘Israel’ ingin menduduki wilayah tersebut dan menggusur penduduknya. (zarahamala/arrahmah.id)