JAKARTA (Arrahmah.id) – Anggota Komisi IX DPR RI Rahmawati Herdian mendesak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk memperketat pengawasan terhadap jajanan anak sekolah setelah peristiwa keracunan yang menimpa belasan siswa di SDN 1 Durian Payung, Bandarlampung, Selasa (22/10).
“Kami harap BPOM tidak lalai lagi dan memperketat pengawasan jajanan anak sekolah,” ujar Rahmawati dalam keterangannya, Rabu (23/10).
Dia menegaskan peristiwa serupa tidak boleh terulang di daerah manapun di Indonesia.
Rahmawati mengingatkan pentingnya pengawasan menyeluruh terhadap jajanan sekolah melalui program nasional keamanan pangan yang dimiliki BPOM, termasuk program Pengawasan Panganan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang perlu digenjot kembali.
“BPOM harus serius dalam mengawasi keamanan jajanan anak sekolah dan melindungi masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, pengawasan tidak hanya menjadi tanggung jawab BPOM, tetapi juga harus melibatkan pihak sekolah dan orang tua.
“Kolaborasi diperlukan agar kasus keracunan seperti yang terjadi di Bandarlampung tidak terulang lagi. Sekolah harus memperketat pengawasan kantin dan memastikan warung di sekitar sekolah hanya menjual makanan yang aman,” jelasnya.
Sebagai informasi, sedikitnya 12 siswa SD Negeri 1 Durian Payung, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kota Bandar Lampung, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami mual dan muntah seusai mengonsumsi jajanan kemasan, Selasa (22/10/2024).
Kasus dugaan keracunan makanan ini masih dalam penyelidikan oleh aparat kepolisian dan dinas terkait.
Kepala SDN 1 Durian Payung Sulastri menuturkan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB seusai jam istirahat. Para siswa mengalami gejala keracunan, seperti pusing, mual, sakit perut, dan muntah, setelah memakan jajanan kemasan yang dibeli di kantin sekolah.
Para guru langsung membawa para korban ke RSUD A Dadi Tjokrodipo untuk mendapatkan pengobatan.
”Total ada 12 siswa untuk mendapatkan pengobatan. Kami juga sudah memberikan informasi kepada orangtua para siswa tersebut,” kata Sulastri saat ditemui di sekolah, Selasa siang.
Menurut Sulastri, tidak semua anak-anak yang makan jajanan kemasan itu mengalami gejala keracunan.
Ada beberapa anak yang baik-baik saja meski mengaku makan jajanan yang sama dengan para korban. Adapun jenis jajanan yang dikonsumsi para siswa itu adalah stick yang rasanya pedas.
(ameera/arrahmah.id)