WASHINGTON (Arrahmah.id) — Sebuah dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang mengungkapkan rencana serangan Israel ke Iran bocor ke publik. Hal ini terjadi saat Washington sedang waspada kemungkinan serangan Tel Aviv ke Teheran.
Dilansir Middle East Monitor (20/10/2024), dokumen tertanggal 15 dan 16 Oktober itu mulai viral pada Jumat (18/10) setelah diunggah di Telegram oleh akun bernama ‘Middle East Spectator’.
Dokumen tersebut ditandai sebagai sangat rahasia dan memiliki tanda untuk dilihat hanya oleh AS dan sekutu ‘Five Eyes’ nya, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Atas kebocorannya, pihak AS sedang berupaya untuk menyelidiki kasus ini. Namun sejumlah sumber mengkonfirmasi bahwa informasi yang ada dalam laporan itu adalah sesuatu yang benar.
“Kebocoran tersebut sangat memprihatinkan,” kata seorang pejabat AS kepada CNN.
Secara rinci, dokumen itu menggambarkan persiapan yang tampaknya dilakukan Israel untuk menyerang Iran. Salah satu dokumen, yang dikatakan disusun oleh Badan Geospasial-Intelijen Nasional, mengatakan rencana tersebut melibatkan Israel yang memindahkan amunisi.
Dokumen lain mengatakan dokumen tersebut bersumber dari Badan Keamanan Nasional dan menguraikan latihan angkatan udara Israel yang melibatkan rudal udara-ke-permukaan, yang juga diyakini sebagai persiapan untuk menyerang Iran.
Kebocoran itu terjadi pada saat yang sangat sensitif dalam hubungan AS-Israel dan pasti akan membuat marah Israel, yang telah bersiap untuk menyerang Iran sebagai tanggapan atas rentetan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober.
Salah satu dokumen juga menunjukkan sesuatu yang selalu ditolak Israel untuk dikonfirmasi secara publik yakni bahwa negara itu memiliki senjata nuklir. Dokumen itu mengatakan AS belum melihat indikasi apa pun bahwa Israel berencana untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Iran.
“Jika benar bahwa rencana taktis Israel untuk menanggapi serangan Iran pada tanggal 1 Oktober telah bocor, itu adalah pelanggaran serius,” kata Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah dan seorang pensiunan perwira CIA.
“Koordinasi masa depan antara AS dan Israel juga dapat ditantang. Kepercayaan adalah komponen utama dalam hubungan tersebut, dan tergantung pada bagaimana ini dibocorkan, kepercayaan itu dapat terkikis.”
Sementara itu, tidak jelas bagaimana dokumen tersebut menjadi publik, atau apakah dokumen tersebut diretas atau sengaja dibocorkan. AS sendiri sudah sangat waspada terhadap kampanye peretasan Iran.
Kebocoran besar intelijen AS tahun lalu juga membuat hubungan Washington dengan sekutu dan mitranya, termasuk Korea Selatan dan Ukraina, menjadi tegang setelah seorang anggota Garda Nasional Udara berusia 21 tahun memposting informasi yang sangat rahasia di platform media sosial Discord. (hanoum/arrahmah.id)