TEL AVIV (Arrahmah.id) — Militer IDF Israel merilis rekaman yang memperlihatkan pemimpin kelompok perlawanan Palestina Hamas, Yahya Sinwar, pada malam sebelum serangan 7 Oktober 2023.
Dalam video nampak Yahya bersama keluarganya berada di dalam kompleks terowongan di bawah rumahnya di Khan Younis, sambil membawa peralatan dan perlengkapan untuk tinggal lama di bawah tanah.
Menurut IDF, rekaman itu diambil dari Gaza beberapa bulan lalu.
“Bahkan pada malam sebelum serangan itu, Sinwar sibuk dengan kelangsungan hidupnya dan kelangsungan hidup keluarganya,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari The Times of Israel (20/10/2024).
“Beberapa jam sebelum serangan itu, Sinwar dan keluarganya masuk ke dalam terowongan,” katanya, “Mereka bolak-balik membawa karung berisi makanan, air, bantal, televisi plasma, kasur, dan perlengkapan lain untuk tinggal lama.”
“Di antara hal-hal lainnya, video-video ini membuat IDF dan Shin Bet mempersempit area pengejaran Sinwar. Kami mengejarnya dan membuatnya bertindak sebagai buronan yang dicari,” katanya.
Hagari mengatakan bahwa pada bulan Februari, IDF mencapai “benteng bawah tanah” yang dibangun Sinwar di Khan Younis, tetapi ia telah melarikan diri beberapa saat sebelumnya.
IDF menemukan “toilet, kamar mandi, dapur, tempat tidur, seragam, brankas, banyak uang tunai, dokumen, dan informasi rahasia lainnya.”
“Beberapa kali pasukan kami sangat dekat dengannya dan mencapai tempat-tempat yang ia tinggali beberapa saat sebelum ia berhasil melarikan diri,” kata Hagari.
Ia mengatakan serangan IDF di Khan Younis mendorong Sinwar untuk melarikan diri ke Rafah, di mana ia kemudian bersembunyi di sebuah terowongan yang dibangun untuk VIP Hamas di lingkungan Tel Sultan.
“Kompleks itu memiliki semua yang ia butuhkan, televisi, makanan, sofa, tempat tidur, sarana komunikasi dan kontrol. Kami menemukan sampel DNA-nya di tisu di sana, yang ia gunakan untuk membuang ingusnya,” kata Hagari.
Ia mengatakan bahwa menurut intelijen IDF, selama setahun terakhir “Sinwar bersembunyi sebagian besar waktunya di bawah tanah di daerah antara Khan Yunis dan Rafah, dan keluar hanya untuk melarikan diri, ditemani oleh pengawal dan dengan dokumen, sertifikat, senjata dan uang dalam kepemilikannya.”
Pada hari Rabu, pasukan IDF dengan Brigade Bislamach melihat tiga orang bersenjata di dekat mereka dan menyerang mereka. Salah satu dari mereka, yang kemudian diketahui sebagai Sinwar, memisahkan diri dari dua orang lainnya dan dibunuh oleh pasukan tersebut.
“Ini sebenarnya pertama kalinya Yahya Sinwar, yang telah bersembunyi di bawah tanah selama setahun, bertemu dengan pasukan IDF di Gaza, dan ini juga merupakan momen ketika ia disingkirkan,” kata Hagari.
“Mereka menutup lingkaran dengan orang yang bertanggung jawab atas pembantaian kejam pada 7 Oktober.”
IDF juga merilis video baru yang memperlihatkan saat Sinwar terbunuh di lingkungan Tel Sultan di Rafah, Gaza selatan, oleh pasukan pada hari Rabu.
Video tersebut memperlihatkan penembakan tank dan tembakan senapan mesin terhadap sebuah gedung tempat Sinwar melarikan diri.
Ia terbunuh dalam baku tembak tersebut, dan ditemukan serta diidentifikasi pada hari Kamis.
Gambar tambahan yang dirilis oleh IDF memperlihatkan terowongan di Tel Sultan tempat Sinwar bersembunyi dalam beberapa bulan terakhir, beserta jaringan yang digunakan IDF untuk mengidentifikasi DNA-nya.
Terowongan tempat tinggal Sinwar dekat dengan lorong bawah tanah tempat enam sandera Israel ditawan dan kemudian dibunuh pada bulan Agustus, kata Hagari.
Ia menekankan bahwa “tidak ada sandera bersama Sinwar ketika ia disingkirkan,” dan bahwa IDF “bertindak dengan kehati-hatian yang diperlukan” untuk melindungi para sandera dan tentaranya.
(hanoum/arrahmah.id)