GAZA (Arrahmah.id) – Agresi di Jalur Gaza memasuki hari ke-379, ketika pimpinan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Gaza, Khalil al-Hayya, mengonfirmasi syahidnya pimpinan biro politik gerakan tersebut, Yahya Sinwar, dalam konfrontasi militer dengan pendudukan ‘Israel’ di Jalur Gaza selatan pada Rabu (16/10/2024).
Terlepas dari narasi yang diungkap oleh tentara pendudukan terkait kesyahidan sang Mujahid, ada beberapa hal yang patut jadi perhatian.
Pertama, Yahya Sinwar tidak menggunakan para tawanan ‘Israel’ atau pun warga Palestina sebagai tameng manusia.
Kedua, Yahya Sinwar tidak disasar oleh penembak jitu, akan tetapi ia dibombardir oleh artileri. Setelah itu, pasukan ‘Israel’ mengirim pesawat nirawak ke gedung yang dibombardir untuk memastikan apakah pejuang yang mereka lawan masih hidup sebelum masuk dan mengambil foto. Ketika mereka mendekati tubuhnya, mereka lalu menembak kepalanya.
Yahya Sinwar is now an eternal Legend.
His iconic last moments will always portray the reality of resistance and the meaning of being a leader who gave his life for liberation and for his people. pic.twitter.com/YYk6tl8W3E
— Resistance (@ResistEvilSys) October 19, 2024
Tentara ‘Israel’ umumnya tidak terlibat langsung dengan pejuang perlawanan, mengandalkan serangan udara dan artileri bahkan di Tepi Barat, dan biasanya hanya berhadapan dengan wanita, anak-anak, dan warga sipil tak bersenjata.
Ketiga, tentara ‘Israel’ sering membanggakan orang-orang Palestina yang tewas, terutama pejuang perlawanan, dengan mengambil foto tubuh mereka dan membagikannya kepada teman-teman dan keluarga mereka.
Keempat, penyebaran foto-foto Sinwar merupakan hasil propaganda ‘Israel’ yang mengklaim Sinwar bersembunyi di terowongan yang dikelilingi oleh tawanan ‘Israel’. Tentara mereka mempercayainya, yang menyebabkan kebingungan yang meluas ketika foto-foto itu muncul di saluran telegram berbahasa Ibrani. Begitu foto-foto itu sampai ke pimpinan militer ‘Israel’, mereka langsung memerintahkan penyensoran, tetapi saat itu, sudah terlambat.
Yahya Sinwar is now an eternal Legend.
His iconic last moments will always portray the reality of resistance and the meaning of being a leader who gave his life for liberation and for his people.
[Art: @nationaljuche] pic.twitter.com/b7amE3G2U9
— Suppressed News. (@SuppressedNws) October 18, 2024
Kelima, setelah rekaman drone itu beredar daring, militer ‘Israel’ menerbitkannya secara resmi. Militer ‘Israel’ bertindak seperti ini karena, jika mereka tahu itu Sinwar dan tidak ada foto yang tersebar daring, mereka akan menjalankan kampanye propaganda selama sepekan, mengangkat tubuhnya di sebuah terowongan dan menyeret jenazahnya keluar agar sesuai dengan narasi yang mereka buat selama ini, dalam upaya untuk menghindari menjadikannya syuhada dan simbol abadi.
Keenam, lokasi di mana Sinwar syahid lebih dekat ke Mesir daripada ke Kota Gaza, dan tidak jauh dari tempat militer ‘Israel’ ditempatkan di Koridor Philadelphi.
Ketujuh, Sinwar tidak sendirian; ia bersama komandan Batalyon Tal al Sultan di Rafah, Mahmoud Hamdan, yang juga syahid. Hal ini juga mengungkap kebohongan ‘Israel’ lainnya, karena tentara ‘Israel’ telah mengumumkan pada 10 September 2024, bahwa mereka telah mengebom melalui udara dan menewaskan komandan Batalyon Tal al Sultan tersebut.
https://twitter.com/KhalidMaktari2/status/1847291227101622689
Kedelapan, tepat setelah pengumuman kematiannya, media sosial Arab dibanjiri ribuan akun dari pengguna Saudi, Mesir, dan Maroko, termasuk beberapa tokoh Saudi terkenal, yang mengulang propaganda ‘Israel’ dan merayakan kematian Sinwar.
Salafi imam Hussain Awlaqi commenting on Sinwar’s death
“Ahlu Al-Sunnah, the Salafis rejoice at the death of the people of innovation… especially their leaders. We rejoice and prostrate in gratitude to Allah; their death brings relief to the lands, the people, and the animals.… pic.twitter.com/kRg5mjBXbl
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) October 17, 2024
⚡️Hamas: At a time when our Palestinian people are facing a war of extermination, an Arabic channel “the Saudi Arabia channel MBC” airs a provocative report against the movement and its leaders.
Describing the acts of Palestinian resistance against the occupier as terrorism is a… pic.twitter.com/kk1kb5fiXd
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) October 18, 2024
Bertolak belakangan dengan respons warga Palestina di Jalur Gaza yang mengatakan bahwa kesyahidan pemimpin Hamas tersebut tidak akan mempengaruhi semangat perlawanan di Jalur Gaza, dengan mengutip sebagai bukti syahidnya banyak pemimpin senior dalam beberapa tahun terakhir, tidak menyebabkan melemahnya perlawanan.
Dalam kesaksian terpisah kepada Al Jazeera Net, warga Palestina memuji keberanian dan kepahlawanan Sinwar, dan kesyahidannya selama bentrokan dengan pasukan pendudukan. (zarahamala/arrahmah.id)