GAZA (Arrahmah.id) — Mohamad Elmasry, seorang profesor di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengatakan jika laporan yang belum dikonfirmasi tentang pembunuhan Sinwar ternyata benar, organisasi tersebut harus melalui “periode berkumpul kembali” karena struktur kepemimpinannya telah “hancur lebur”.
“Melihat kembali beberapa laporan berita setelah pembunuhan [mantan pemimpin Hamas] Ismail Haniyeh pada akhir Juli .. .kepala Shin Bet Israel, badan intelijen internal, mengatakan ‘Kami akan memburu dan membunuh para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada’,” kata Elmasry kepada Al Jazeera (17/10/2024).
“Jadi ini menurut saya sebagai rangkuman penting dari tujuan Israel,” tambahnya. “Mereka tidak memprioritaskan kesepakatan damai, mereka tidak memprioritaskan mendapatkan kembali sandera mereka. Mereka ingin membunuh sebanyak mungkin pemimpin dan anggota Hamas, berapa pun biayanya.”
Tentara Israel sebelumnya mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan pemimpin Hamas Yahya Sinwar terbunuh di Gaza.
Hamas belum berkomentar.
Melansir BBC, Yahya Sinwar adalah target nomor satu Israel di Gaza dan dituduh bertanggung jawab atas pengorganisasian dan pengarahan serangan 7 Oktober tahun lalu, ketika ribuan pria bersenjata menerobos pagar pembatas Gaza, menewaskan 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera kembali ke Gaza.
Gambar-gambar grafis yang diunggah daring menunjukkan sosok yang menyerupai Sinwar tergeletak di reruntuhan bangunan setelah aktivitas militer yang intens dengan luka-luka yang jelas-jelas fatal.
Diperkirakan bahwa Israel akan melakukan tes – baik fisik maupun biometrik – untuk memastikan apakah itu memang Yahya Sinwar.
Jika dia terbunuh, itu akan menjadi keberhasilan militer yang signifikan bagi Israel.
Sinwar (61) dibebaskan dari penjara Israel pada tahun 2011 sebagai bagian dari pertukaran tahanan dan menjadi tokoh garis keras dan sangat berpengaruh di Hamas yang lebih menyukai konfrontasi bersenjata dengan Israel daripada inisiatif diplomatik.
Diasumsikan bahwa Sinwar telah menghabiskan sebagian besar perang di terowongan bawah tanah Gaza, dikelilingi oleh perisai manusia dari sandera Israel, terutama setelah ia menjadi pemimpin Hamas secara keseluruhan setelah pembunuhan Ismael Haniyeh.
Namun menurut laporan dari IDF, tidak ada sandera yang ditemukan di dekat lokasi tersebut – yang mungkin signifikan.
Kematiannya tidak akan segera mengakhiri perang Israel di Gaza, tetapi dengan operasi militer Israel yang terus berlanjut terhadap Hamas di seluruh wilayah Palestina, di mana ratusan warga sipil juga telah terbunuh, hal itu mungkin akan sedikit mendekatkan akhir perang. (hanoum/arrahmah.id)