TEHERAN (Arrahmah.id) — Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, mengancam pembalasan lebih lanjut jika Israel menyerang target-target terkait Teheran. Ancaman ini disampaikan setelah Tel Aviv kembali bersumpah akan membalas serangan rudal Iran yang menghujani wilayahnya pada 1 Oktober lalu.
“Jika Anda melakukan kesalahan dan menyerang target-target kami, baik di kawasan ini atau di Iran, kami akan menyerang Anda lagi dengan menyakitkan,” tegas Salami seperti dilansir AFP (17/10/2024).
Penegasan itu disampaikan Salami saat berbicara dalam pemakaman seorang jenderal Garda Revolusi Iran yang tewas bersama pemimpin kelompok Syiah Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di Lebanon bulan lalu.
Abbas Nilforoushan yang merupakan komandan tertinggi dalam sayap operasi luar negeri Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, tewas pada 27 September lalu bersama Nasrallah.
Seremoni pemakaman untuk Nilforoushan digelar di Irak mulai Senin (14/10) waktu setempat, setelah jenazahnya ditemukan pekan lalu. Jenazah Nilforoushan kemudian dipindahkan ke Iran untuk dimakamkan di kampung halamannya di Isfahan pada Kamis (17/10) malam.
Dalam pidatonya, Salami juga mengkritik pengerahan baterai pertahanan rudal THAAD oleh Amerika Serikat (AS) di wilayah Israel, beserta 100 tentara yang mengoperasikannya. Salami menyebut THAAD “tidak bisa diandalkan”.
“Jangan mempercayai sistem ini. Anda tidak bisa membantai negara-negara Muslim dan tetap aman. Kami mengetahui kelemahan Anda. Anda mengetahuinya dengan baik,” ucap Salami dalam pernyataan yang ditujukan untuk Israel.
Sistem THAAD, menurut produsennya Lockheed Martin, “dirancang untuk mencegat target di luar dan di dalam atmosfer”.
Pernyataan Salami itu disampaikan saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi mengintensifkan upaya diplomatik untuk mengatasi konflik di Jalur Gaza dan Lebanon agar tidak menyebar ke seluruh kawasan Timur Tengah.
Araghchi selama dua pekan terakhir mengunjungi Lebanon, Suriah, Arab Saudi, Qatar, Irak, Oman dan Yordania. Saat ini, dia berada di Mesir dan dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke Turki.
Teheran mengatakan serangan rudal pada awal bulan ini, yang menurut Israel sebagian besar berhasil dicegat, merupakan pembalasan atas kematian Nilforoushan, Nasrallah dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. (hanoum/arrahmah.id)