TEL AVIV (Arrahmah.id) — Panglima Militer Israel Herzi Halevi kabarnya menjadi salah satu korban tewas akibat serangan drone milisi syiahHizbullah. Laporan-laporan yang menyebut Halevi tewas berseliweran di berbagai unggahan di platform media sosial X.
Dilansir Jerusalem Post (14/10/2024), kabar tewasnya Halevi itu mulai bermunculan setelah Hizbullah meluncurkan serangan drone ke Israel di dekat Binyamina pada Ahad (13/10) malam. Serangan itu menewaskan empat orang melukai 60 lainnya.
Salah satu akun X yang menyebarkan kabar tersebut adalah Anastasia Maria Loupis, pengguna dengan akun yang telah terverifikasi dan memiliki jutaan pengikut. Dia menyebut kabar kematian Halevi telah terkonfirmasi.
“Laporan awal mengonfirmasi pembunuhan Panglima Militer Israel Herzi Halevi,” tulis Loupis.
Jackson Hinkle, seorang komentator asal AS juga mengatakan di X bahwa Halevi tewas terbunuh, berdasarkan laporan yang belum terkonfirmasi. Hinkle menyebut Halevi tewas akibat ‘drone fiber-optik yang canggih’.
Sementara akun terverifikasi SilencedSirs juga mengunggah foto yang menunjukkan gambar dan nama sang komandan tertinggi militer yang dicoret merah dengan keterangan ‘terbunuh’.
Jurnalis Sulaiman Ahmed, yang memiliki setengah juta pengikut di X, juga menyebarkan kabar tersebut dengan merujuk pada ‘laporan yang belum dikonfirmasi’.
Jerusalem Post dalam laporannya menyebut kabar kematian Herzi Halevi adalah palsu. Meski begitu, belum ada keterangan resmi dari militer Israel.
Kabar kematian petinggi militer Zionis ini berlangsung kala Israel masih terus berperang dengan Hizbullah di Lebanon dan melancarkan agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina.
Kabar kematian Halevi ini juga muncul beberapa pekan setelah kematian bos Hizbullah, Hassan Nasrallah, imbas serangan udara Israel ke Beirut, Lebanon.
Sebelumnya, IDF (Angkatan Darat Israel) mengatakan, drone tempur yang disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) itu berhasil menembus sebuah pangkalan militer yang terletak di bagian selatan kota pelabuhan negara itu, Haifa, tepatnya di dekat wilayah Binyamina.
“Kemarin, sebuah UAV yang diluncurkan oleh organisasi teroris Hizbullah menghantam sebuah pangkalan militer yang berdekatan dengan Binyamina,” kata IDF, dalam pernyataannya yang dikutip AFP (14/10).
Eskalasi antara Israel dan Hizbullah ini merupakan imbas dari perang Israel dan milisi Palestina, Hamas, yang terjadi sejak 7 Oktober tahun lalu. Dalam setahun, rezim Zionis telah melancarkan serangan masif ke Gaza hingga membunuh lebih dari 42.000 warga sipil.
Aksi brutal ini pun akhirnya menarik Hizbullah untuk ikut menyerang Israel. Hizbullah menyebut langkah mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.
Intensitas serangan antara Israel dan Hizbullah meningkat pada September lalu. Sebelum peningkatan serangan, terjadi ledakan ribuan pager dan walkie-talkie milik para anggota Hizbullah yang menewaskan hingga 39 orang.
Sistem pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome, telah mencegat sebagian besar proyektil, dengan sedikit korban yang disebabkan oleh serangan atau puing-puing yang jatuh. Di Lebanon sendiri sudah lebih dari 2.000-an orang tewas karena serangan Israel. (hanoum/arrahmah.id)