GAZA (Arrahmah.id) — Juru Bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah, menyampaikan pernyataan pada peringatan satu tahun pertempuran “Taufan Al-Aqsa.”
Dia menegaskan, seperti dilansir Muqawamalogy (7/10/2024), Gaza tetap kokoh dan tidak menyerah meski menghadapi serangan musuh. Operasi komando yang dilakukan setahun lalu merupakan salah satu operasi paling profesional dan sukses dalam sejarah modern.
Menurutnya, pertempuran ini dimulai setelah Israel semakin memperluas pemukiman ilegal, melakukan upaya Yudaisasi, dan menindas para tahanan Palestina. Ia juga menekankan bahwa entitas Zionis hanya dapat bertahan karena dukungan dari Amerika Serikat, namun Abu Ubaidah yakin dukungan tersebut akan memudar seiring waktu.
Ia menambahkan bahwa operasi perlawanan terus melemahkan kemampuan pertahanan Israel, merusak ekonomi mereka, dan memaksa warga Israel untuk mengungsi. Menurutnya, Israel kini hidup terasing dari dunia internasional dan hanya mendapat dukungan dari negara-negara Barat.
Dalam pernyataannya, Abu Ubaidah juga menyoroti keteguhan luar biasa rakyat Palestina yang tetap bertahan meskipun mengalami pengkhianatan dan penindasan yang didukung Amerika Serikat dan sekutunya.
Meski menghadapi musuh yang kejam, ia menegaskan bahwa pejuang Palestina terus berjuang di setiap sudut Jalur Gaza. Abu Ubaidah mengklaim bahwa perlawanan telah menewaskan dan melukai ribuan tentara Israel serta melumpuhkan ratusan kendaraan militer.
Abu Ubaidah juga menegaskan bahwa strategi perang panjang dan menyakitkan yang dijalankan oleh perlawanan telah terbukti efektif. Ia mengkritik Israel yang arogan dan tidak memahami pelajaran sejarah atau realitas di lapangan, serta budaya perlawanan rakyat Palestina.
Dukungan yang diterima dari kawasan regional, menurut Abu Ubaidah, sangat dihargai oleh rakyat Palestina. Ia juga menyatakan bahwa kebahagiaan Israel atas pembunuhan tokoh perlawanan hanya bersifat sementara, karena pembunuhan tidak akan memadamkan semangat perlawanan.
Lebih lanjut, Abu Ubaidah menegaskan bahwa kebijakan Israel di Tepi Barat merupakan keputusan strategis yang diterapkan di seluruh wilayah Palestina. Ia menuding pemerintah Israel saat ini, yang disebutnya sebagai teroris, berusaha menghapus keberadaan rakyat Palestina di sebelah barat Sungai Yordan.
Abu Ubaidah juga menekankan bahwa Israel hanya memahami bahasa kekuatan dan senjata. Menurutnya, operasi perlawanan yang terjadi di Yafo baru-baru ini hanyalah awal dari apa yang akan datang, yang diprediksi akan lebih keras dan mematikan.
Ia mengajak rakyat Palestina di Tepi Barat untuk meningkatkan perlawanan mereka sebagai tanggapan atas kejahatan Israel. Abu Ubaidah juga menekankan pentingnya melindungi para tahanan Palestina, dan mengklaim bahwa Israel dapat memulangkan tahanan mereka setahun yang lalu jika saja hal tersebut sesuai dengan ambisi politik Netanyahu.
Mengenai situasi para tahanan, Abu Ubaidah menyatakan bahwa mereka dipindahkan ke tempat yang lebih aman jika terjadi pertempuran di dekat lokasi mereka. Ia menyerukan peluncuran kampanye besar-besaran di tingkat Arab, Islam, dan internasional untuk mendukung rakyat Palestina.
Nasib para tahanan Israel, lanjut Abu Ubaidah, tergantung pada keputusan pemerintah Israel, dan ia tidak menutup kemungkinan bahwa kasus ini bisa memasuki fase yang lebih sulit. Abu Ubaidah juga menyerukan serangan siber besar-besaran terhadap Israel, yang harus dipimpin oleh para ahli perang elektronik.
Terakhir, ia mengajak para ulama untuk melampaui sekadar kecaman verbal dan menegaskan kewajiban jihad melawan musuh umat. (hanoum/arrahmah.id)