FARAH (Arrahmah.id) – Para pejabat lokal di Farah mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk menyediakan pendidikan bagi para siswa tunarungu di provinsi tersebut hingga kelas 12. Saat ini, lebih dari 30 anak tunarungu di kota Farah diajar dengan bahasa isyarat, dan menurut para pejabat, mereka telah menunjukkan bakat yang luar biasa.
Abdul Ghafoor, seorang guru, mengatakan: “Satu-satunya masalah yang dimiliki oleh para siswa ini adalah mereka tidak bisa mendengar. Dalam aspek lain, kemampuan mereka seperti siswa biasa, dan kecepatan belajar mereka bahkan lebih cepat. Kami berusaha semaksimal mungkin, dengan sumber daya terbatas yang kami miliki, untuk mengajar mereka melalui bahasa isyarat dan memastikan mereka mencapai kelas 12.”
Reza Ahmad, seorang siswa berusia 15 tahun di Pusat Pendidikan Tuli di Farah, tidak dapat mendengar atau berbicara sejak lahir. Dia menyimpan banyak mimpi, dan menjadi seorang guru adalah salah satu cita-citanya, lansir Tolo News (4/10/2024)
Reza Ahmad berkata: “Saya bermimpi untuk menjadi guru yang baik di masa depan. Saya meminta pemerintah untuk menyediakan lebih banyak sumber daya bagi kami.”
Sayed Yousuf Sadat, kepala pendidikan teknik dan kejuruan di Farah, mengatakan kepada Tolo News: “Saat ini, kami memiliki siswa hingga kelas 3, dengan total sekitar 32 siswa. Setiap kelas memiliki 10 atau 11 siswa, dan guru-guru mereka memiliki gelar sarjana dan master dan mengajar mereka menggunakan bahasa isyarat. Pelajaran dilakukan secara teratur, dan tidak ada masalah.”
Meskipun tidak ada data pasti mengenai jumlah anak tunarungu di provinsi Farah, dikatakan bahwa ada ratusan anak tunarungu di provinsi tersebut yang masih belum memiliki akses pendidikan. (haninmazaya/arrahmah.id)