TEL AVIV (Arrahmah.id) – Dua pria Palestina melancarkan operasi bersenjata di pusat kota Jaffa, Tel Aviv yang mengakibatkan sejumlah warga ‘Israel’ tewas dan luka-luka, pada Selasa (1/10/2024), menurut media ‘Israel’.
Hamas memuji aksi “heroik” ini dengan mengatakan bahwa itu adalah “respons alami terhadap perang pemusnahan dan agresi Zionis di Gaza, Tepi Barat, Yerusalem, dan Lebanon.”
Laporan awal mengenai jumlah yang tewas dan luka-luka saling bertentangan. Surat kabar Israel Today melaporkan bahwa jumlah yang tewas dalam serangan ini mencapai 8 orang, dan beberapa sumber ‘Israel’ melaporkan bahwa ada 6 orang yang luka parah. Pihak berwenang ‘Israel’ kemudian menarik kembali pernyataan tersebut dan mengumumkan bahwa jumlah yang tewas adalah 6 orang dan jumlah yang luka-luka adalah 16 orang.
Channel 12 ‘Israel’ melaporkan bahwa ada 10 orang yang luka-luka, 6 di antaranya dalam kondisi kritis, sementara radio tentara pendudukan melaporkan bahwa ada 4 orang yang luka parah.
⚡️BREAKING: According to Hebrew media the shooting event in Tel Aviv is still ongoing, the two gunmen used automatic weapons to carry out the attack.
At least 10 dead and 20 injured so far and the one of the fighters was killed. https://t.co/bKCgAnaJpg pic.twitter.com/TB7SYsxVFV
— Suppressed News. (@SuppressedNws) October 1, 2024
Radio tentara ‘Israel’ mengungkapkan bahwa pelaku operasi Jaffa menyusup ke ‘Israel’, menikam seorang tentara, merampas senjatanya, lalu melakukan serangan dengan senjatanya.
Mengenai identitas pelaku, Channel 13 Israel mengatakan bahwa pelaku operasi tersebut berasal dari kota Hebron di Tepi Barat, dan beberapa situs berita Palestina melaporkan bahwa pelakunya adalah anggota Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan terkait hal itu.
Dalam reaksi pertama ‘Israel’, Channel 12 mengutip Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang mengatakan, “Saya sekarang akan menuntut dalam sidang kabinet agar anggota keluarga pelaku serangan keji di Jaffa dideportasi ke Gaza malam ini sehingga mereka dapat melakukannya dan kita dapat melihat mereka tanpa Mahkamah Agung dan tanpa B’Tselem.”
Ini adalah operasi terbesar yang pernah disaksikan Tel Aviv sejak Intifada Kedua pada 2000.
Situs web berita melaporkan bahwa para pelaku menggunakan senjata otomatis untuk melakukan serangan tersebut.
Situs media sosial ‘Israel’ melaporkan bahwa “Hamas akan kembali mengadakan 7 Oktober, tetapi kali ini di Tel Aviv.”
Walla melaporkan pada Selasa (1/10) bahwa tentara telah meningkatkan tingkat kewaspadaannya akan operasi istisyhadiyah sebelum hari raya Yahudi dan mengingat tekanan yang diberikan di Tepi Barat, dan menangkap sejumlah warga Palestina di beberapa kota dan desa di Tepi Barat.
Situs web ‘Israel’ tersebut mengindikasikan bahwa tentara akan menambah jumlah tentaranya di titik-titik gesekan, poros pusat, dan permukiman. (zarahamala/arrahmah.id)