KUALA LUMPUR (Arrahmah.id) – Mantan Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad saat ini dengan sinis berharap bangsa Eropa tetap melanjutkan gaya hidup LGBT agar ras mereka suatu saat punah.
Dalam pidatonya pada diskusi meja bundar mengenai peran perempuan Muslim di Malaysia, Dr Mahathir mengingatkan hadirin untuk berhati-hati ketika meniru negara-negara Eropa, terutama dalam hal moralitas, seperti dilaporkan Malaysia Kini (28/9/2024).
“Makanya kita temukan di Eropa misalnya, apa salahnya kalau perempuan berbuat apa yang laki-laki perbuat, padahal itu tidak baik. Jadi itu pendapat mereka, perlu ada kesetaraan. Dan sekarang kita temukan di Eropa, laki-laki boleh menikah dengan laki-laki dan perempuan boleh menikahi perempuan,” ujarnya.
“Saya berharap mereka tetap melanjutkan pemahaman ini, karena jika mereka melakukan praktik LGBT ini mereka tidak akan bisa mempunyai anak, sehingga lama kelamaan ras mereka akan hilang.”
“Kami menjaga nilai-nilai moral kami. Kami tidak diciptakan sedemikian rupa sehingga kami menyamakan laki-laki dan perempuan seperti yang ada di Eropa,” kata Mahathir dalam pidato penutupnya pada upacara bertajuk ‘Masa depan Muslim di Malaysia: Peran perempuan antara tuntutan dan kewaspadaan’.
Program yang diadakan di Perdana Leadership Foundation di Putrajaya ini melibatkan para pemimpin, aktivis, dan akademisi perempuan Muslim.
Konsep Keluarga Akan Lenyap
Dalam pidatonya, mantan perdana menteri tersebut juga memuji perempuan di negeri ini atas pencapaian mereka dan mengimbau mereka untuk terus mengupayakan kesetaraan kesempatan.
Namun dia mengatakan sikap ekstrem seperti yang terjadi di Barat bisa merugikan masyarakat.
“Kita punya praktik di mana satu keluarga adalah laki-laki dan perempuan, dengan anak-anak mereka. Ketika mereka menikah antara laki-laki dan laki-laki, perempuan dan perempuan, mereka tidak bisa mempunyai anak. Jadi kalau mereka mau punya anak, harus menggunakan orang lain agar punya anak untuk mereka. Dengan konsep kekeluargaan ini, keluarga akan hilang.”
“Makanya dalam tuntutan kesetaraan di Malaysia, kita harus berpikir mendalam, jangan sampai kita melakukan semua yang dilakukan orang Barat ini karena tidak baik untuk masyarakat kita,” lanjutnya.
Mantan perdana menteri tersebut mengatakan tidak ada masalah bagi perempuan untuk bersaing dengan laki-laki tetapi ada batasannya.
“Misalnya, sekarang pesawat tempur pun bisa dikemudikan oleh perempuan. Itu tidak menjadi masalah, tapi tidak sampai pada tingkat menerima LGBT, menghapuskan perkawinan dan keluarga yang kita praktikkan di negara kita,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.id)