BEIRUT (Arrahmah.id) – Situs web Al-Monitor Amerika mengungkapkan, menurut sumber intelijen regional tingkat tinggi, bahwa ‘Israel’ melakukan serangan pager di Lebanon setelah mengumpulkan informasi intelijen yang menunjukkan dua anggota Hizbullah menemukan perangkat tersebut telah diretas.
Situs web tersebut mengindikasikan bahwa keputusan untuk melakukan operasi tersebut dipaksakan ‘Israel’ sebelum terlambat.
Dinyatakan bahwa ‘Israel’ telah memasang jebakan pada ribuan perangkat yang diperoleh Hizbullah sebelum menyerahkannya kepada partai tersebut, dan bahwa rencana awal ‘Israel’ adalah meledakkan perangkat tersebut jika terjadi perang menyeluruh dengan Hizbullah untuk mencapai keunggulan strategis.
Situs web tersebut menyatakan, mengutip sumber yang sama, bahwa ‘Israel’ memiliki 3 pilihan setelah seorang anggota Hizbullah hendak memberi tahu atasannya tentang kecurigaannya.
Pilihan tersebut adalah: melancarkan perang terhadap Hizbullah dan meledakkan perangkat tersebut sesuai dengan rencana awal, atau meledakkannya segera dan menyebabkan kerusakan sebesar mungkin, atau mengabaikan masalah tersebut dan mempertaruhkan rencana tersebut untuk diketahui. Akhirnya diputuskan untuk melaksanakan opsi kedua dalam operasi yang dirahasiakan bahkan dari Amerika Serikat.
Tewas dan terluka
Patut dicatat bahwa 9 orang, termasuk seorang anak, tewas pada Selasa (17/9/2024) dan sekitar 2.750 orang terluka, sebagian besar dari mereka adalah anggota Hizbullah di Lebanon selatan dan pinggiran selatan Beirut, setelah perangkat komunikasi nirkabel (pager) yang mereka gunakan meledak.
Seorang sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perangkat komunikasi yang diledakkan itu diimpor 5 bulan lalu.
Sumber itu menambahkan bahwa perangkat komunikasi yang meledak itu sudah dipersiapkan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa berat perangkat peledak yang diledakkan itu tidak melebihi 20 gram bahan peledak.
Adapun Wall Street Journal, mengutip sumber yang mengetahui bahwa perangkat komunikasi yang menjadi sasaran di Lebanon itu merupakan bagian dari pengiriman baru yang baru-baru ini diterima Hizbullah.
Iklan Surat kabar tersebut mengutip pernyataan perusahaan keamanan “Lubeck International” yang mengatakan bahwa penyebab meledaknya perangkat komunikasi tersebut kemungkinan besar adalah perangkat lunak berbahaya yang meningkatkan suhu baterai, yang menyebabkan ledakan, atau adanya muatan yang diledakkan dari jarak jauh. (zarahamala/arrahmah.id)