GARUT (Arrahmah.id) – Kasus terkait Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di lingkungan sekolah tengah mencuat di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut sontak membuat para guru resah.
Kasus LGBT di lingkungan sekolah itu mencuat setelah terbongkarnya chat mesum di HP salah seorang pelajar SMA.
Chat tersebut bahkan mengindikasikan telah terjadi perilaku seks menyimpang di kalangan pelajar di wilayah Garut.
“Ada anak-anak yang mengadu, bahwa dua teman mereka, wanita, ini katanya lesbian,” ucap SH, salah seorang guru yang berdinas di salah satu sekolah menengah atas sederajat di Garut saat menceritakan kisahnya kepada awak media belum lama ini.
SH kemudian memastikan isu yang beredar luas di sekolahnya tersebut. Dan alangkah kagetnya SH saat melihat secara langsung chat mesum antara kedua siswinya itu.
Bahkan kata SH, ada pengakuan mengejutkan yang dilontarkan kedua siswinya. Mereka mengaku sudah menjalin hubungan sejenis sejak duduk di bangku SMP.
Perilaku menyimpang tersebut, menurut SH, tidak berhenti sampai di sana saja. Berdasarkan pengakuan kedua siswi yang mengaku sebagai lesbian, ia bersama teman-temannya sering patungan untuk membeli barang kebutuhan aktivitas seksual mereka.
“Pengakuannya pernah beli alat bantu untuk melakukan aktivitas seksual juga,” ucap SH.
Karena masih tak percaya dengan kejadian yang ia temukan, SH lalu berbagi kisah ini ke guru sekolah lain di sana. Tak disangka, orang-orang yang ditemui SH juga sempat mengaku menemukan hal serupa di salah satu sekolah lainnya.
Pengakuan yang SH dengar pun tak ayal membuatnya semakin bertanya-tanya. Ia jelas tak menyangka. Tapi, agar kejadian ini tak semakin melebar, SH pun berharap para pelajar tadi bisa ditangani secara serius supaya mereka tak terjerumus makin dalam.
“Tentu kami sebagai guru sangat resah. Kita sangat berharap agar anak-anak ini ditangani dengan serius. Mengingat anak-anak ini masih belia,” kata SH.
Kasus ini kemudian direspons Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah XI Garut Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Aang Karyana.
Meski secara pribadi belum mendapatkan laporan secara pasti mengenai kasus ini, tapi ia tak menampik pernah ada kejadian serupa yang terjadi di lingkungan sekolah wilayahnya.
Aang mengungkapkan bahwa Kabupaten Garut sudah lama memiliki regulasi berupa Perda Antimaksiat. Lewat perda ini, ada tim terpadu yang ditugaskan untuk menangani kejadian-kejadian yang bagi kebanyakan orang ini telah menyimpang.
“Jadi kan di Garut ini ada Perda Antimaksiat. Seperti halnya narkoba, LGBT juga ada tim terpadu yang menangani. Memang benar mereka pernah memberikan laporan bahwa memang ada (pelajar LGBT),” ungkap Aang.
Meski begitu, Aang mengaku tidak mengetahui berapa jumlah pelajar yang terindikasi LGBT, termasuk dari sekolah mana saja mereka berasal. Tapi yang jelas, tim terpadu dari Pemkab Garut yang disebut Aang itu, sudah melakukan tindakan.
“Sudah ada tindakan. Ada sosialisasi, kemudian mereka yang diduga juga didata dan dipanggil orang tuanya. Sekolah juga melalui guru BK sudah memberikan pencegahan awal,” pungkas Aang. (LGBT)