KABUL (Arrahmah.id) — Otoritas Taliban atau Iamarah Islam Afghanistan (IIA) belum lama ini mengeluarkan larangan penyelenggaraan olahraga bela diri campuran atau mix martial arts (MMA) di Afghanistan.
Dalam pernyataan yang disampaikan Kementerian Amar Maruf Nahi Munkar, seperti dilansir BBC (27/8/2024), ada tiga alasan yang melatarbelakangi IIA melarang MMA di Afganistan.
Salah satu alasan kenapa MMA dilarang adalah karena MMA terlalu kejam dan menimbulkan kematian.
“Ditemukan bukti bahwa olahraga tersebut bermasalah sehubungan dengan Syariah dan memiliki banyak aspek yang bertentangan dengan ajaran Islam,” kata Direktorat Jenderal Pendidikan Jasmani dan Olahraga IIA dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke kantor berita AFP.
MMA diketahui adalah olahraga populer di kalangan anak muda di Afghanistan dalam dua dekade terakhir sebelum kembalinya IIA ke tampuk kekuasaan pada tahun 2021.
Federasi MMA didirikan di negara tersebut pada tahun 2008 diiringi diselenggarakannya Afghanistan Fighting Championship (AFC) dan Truly Grand Fighting Championship (TGFC).
Pasca IIA mengambil alih tampuk kekuasaan pada 2021, Federasi MMA di Afghanistan mulai mendapat tekanan.
Meskipun demikian, pihak berwenang tampaknya melunakkan pendirian mereka pada beberapa kesempatan.
Pada tahun 2022, petarung terkemuka Ahmad Wali Hotak dapat mengadakan konferensi pers di ibu kota Kabul saat mengumumkan rencana pertarungannya di Rusia.
Sekembalinya ke Afghanistan, ia bertemu dengan tokoh-tokoh pemerintah yang mengajaknya berpose bersama.
Namun, belum lama ini, sebagian besar petarung telah meninggalkan negara itu sebelum pengumuman terbaru kali ini. (hanoum/arrahmah.id)