KABUL (Arrahmah.id) – Ketika Imarah Islam Afghanistan menandai ulang tahun ketiga kembalinya ke tampuk kekuasaan, Mawlawi Mohammad Yaqoob Mujahid, pelaksana tugas Menteri Pertahanan, telah mengumumkan bahwa upaya-upaya signifikan telah dilakukan untuk mencegah pelanggaran wilayah udara Afghanistan.
Dalam sebuah wawancara dengan RTA, ia menyoroti kekuatan pasukan Imarah Islam yang terus meningkat, menekankan bahwa mereka sekarang sepenuhnya mampu memberikan respons militer terhadap segala bentuk agresi.
Berbicara mengenai waktu dan metode untuk mencegah pelanggaran wilayah udara, Mawlawi Mohammad Yaqoob Mujahid mengatakan: “Saya harus mengatakan bahwa kami telah melakukan upaya, kami sedang melakukan upaya, dan kami akan terus melakukannya. Mengenai kapan dan bagaimana hal itu akan tercapai sepenuhnya, hal itu tidak dapat diperkirakan secara tepat. Seseorang hanya bertanggung jawab sebatas kemampuannya, dan kami, insya Allah, telah mengerahkan seluruh kemampuan kami dalam hal ini.”
Dia juga mengatakan bahwa Imarah Islam sekarang memimpin pasukan yang terorganisir dengan baik yang mampu merespons dengan tegas segala bentuk agresi, lansir Tolo News (13/8/2024).
“Saya dapat meyakinkan rakyat Afghanistan bahwa Anda sekarang memiliki tentara yang, Insya Allah, dapat sepenuhnya melindungi negara Anda, kehormatan Anda, properti Anda, dan perbatasan Anda, dan dapat memberikan respons yang menghancurkan terhadap agresor mana pun,” tambahnya.
Pejabat tinggi ini juga menekankan perlunya warga negara untuk mengesampingkan perbedaan regional, etnis, dan bahasa dan merangkul persatuan.
Mawlawi Mohammad Yaqoob Mujahid mendesak persatuan nasional, dengan menyatakan: “Kita harus saling mendukung satu sama lain, menyadari masalah satu sama lain, dan memahaminya. Kita tidak boleh melanggar hak-hak orang lain karena kekuasaan, posisi, atau kepentingan pribadi kita.”
Sebelumnya, dalam sebuah program untuk menghormati pasukan keamanan pada 25 Juli, Menteri Pertahanan juga menyatakan bahwa pemerintah Afghanistan saat ini akan segera mengambil alih kendali penuh atas wilayah udara negara itu. (haninmazaya/arrahmah.id)