TEL AVIV (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ telah menginstruksikan prajurit dan perwiranya yang ditempatkan di Georgia dan Azerbaijan untuk segera meninggalkan negara tersebut dan menghindari bepergian ke sana karena kekhawatiran atas potensi tindakan pembalasan oleh Iran, media ‘Israel’ melaporkan.
Otoritas Penyiaran ‘Israel’ (KAN) melaporkan bahwa tentara terus menilai situasi keamanan dan memperbarui daftar negara tempat perjalanan warga ‘Israel’ dibatasi mengingat masalah keamanan saat ini.
Keputusan ini dilaporkan merupakan bagian dari serangkaian tindakan pencegahan yang lebih luas yang diambil ‘Israel’ dalam mengantisipasi kemungkinan pembalasan Iran menyusul pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, pada 31 Juli.
‘Israel’ juga mengkhawatirkan adanya tanggapan dari kelompok Hizbullah di Lebanon akibat terbunuhnya pemimpin kelompok tersebut, Fuad Shukr, di Beirut, pada 30 Juli.
Sementara itu, Layanan Media Azerbaijan membantah keberadaan unit militer asing di wilayahnya, mengkritik apa yang disebutnya sebagai “disinformasi” oleh negara-negara tertentu, meskipun tidak menyebutkan secara spesifik negara mana.
Badan Pengembangan Media Azerbaijan (MEDIA) mengeluarkan pernyataan yang membantah klaim bahwa ‘Israel’ telah melarang prajuritnya tinggal di Azerbaijan, dengan menyatakan, “tidak ada kontingen militer negara asing mana pun di wilayah Azerbaijan, dan kami mengutuk segala manipulasi informasi mengenai topik ini.”
Badan tersebut menambahkan bahwa beberapa media, yang mengandalkan sumber yang tidak dapat dipercaya, telah menyebarkan disinformasi tentang Azerbaijan, yang bertujuan untuk menyesatkan khalayak lokal dan internasional.
Kekhawatiran di ‘Israel’
Pada Ahad (11/8), surat kabar Yedioth Ahronoth mengutip seorang diplomat senior yang mengungkapkan kekhawatiran ‘Israel’ bahwa Iran dan Hizbullah mungkin menargetkan warga ‘Israel’ di luar negeri atau menyerang diplomat dan kedutaan besar di Tel Aviv.
“Situasi kami sangat serius terkait utusan di luar negeri, dan banyak dari mereka merasa terancam,” kata diplomat itu kepada surat kabar tersebut.
Menurut situs web ‘Israel’ Walla, mengutip sumber-sumber terpercaya, Iran dapat menyerang ‘Israel’ dalam beberapa hari mendatang, bahkan mungkin sebelum pertemuan puncak yang diharapkan membahas kemungkinan kesepakatan pertukaran dengan Hamas pada Kamis (15/8).
Menteri Pertahanan ‘Israel’ Yoav Gallant dilaporkan telah memberi tahu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahwa persiapan Iran menunjukkan serangan signifikan terhadap ‘Israel’ akan segera terjadi.
Lebih jauh lagi, situs web berita Amerika Axios melaporkan, mengutip dua sumber terpercaya, bahwa intelijen ‘Israel’ kini yakin Iran siap melancarkan serangan langsung terhadap ‘Israel’, kemungkinan dalam beberapa hari.
Menurut sumber-sumber ini, intelijen ‘Israel’ memperkirakan Hizbullah akan menyerang lebih dulu, diikuti oleh Iran, dan serangan diantisipasi berskala lebih besar daripada serangan Teheran April lalu. (zarahamala/arrahmah.id)