TEL AVIV (Arrahmah.id) — Sebuah rekaman kamera pengawas menunjukkan sejumlah tentara Israel melakukan pemerkosaan terhadap tawanan pria Palestina dari Gaza, di kamp penahanan Sde Teiman.
Rekaman dari kamera pengawas yang disiarkan oleh stasiun televisi Israel, Channel 12 (7/8/2024) itu memperlihatkan sekelompok tentara cadangan Israel memilih satu tawanan dari lebih dari 30 lainnya yang terbaring di tanah dengan mata tertutup.
Tawanan tersebut kemudian dibawa ke pojok.
“Video ini mendokumentasikan tindakan kejahatan para (tentara) cadangan: tindakan sodomi dalam kondisi seperti ini.”
Laporan itu juga menyebutkan tawanan tersebut berdarah dan dibawa ke rumah sakit setelah beberapa jam, di mana kondisinya digambarkan sebagai “kompleks.”
“Cedera itu disebabkan oleh masuknya sebuah benda,” kata saluran itu mengutip laporan medis.
Setelah penangkapan sembilan tentara yang melakukan tindakan tersebut pada 29 Juli, para pengunjuk rasa sayap kanan Israel, termasuk politisi, menerobos dua pangkalan militer di Israel bagian selatan dan tengah.
Jaksa militer Israel mengeklaim masih menyelidiki insiden tersebut, tetapi belum mengajukan dakwaan terhadap para tersangka.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak laporan muncul tentang penyiksaan massal tawanan Palestina dari Gaza di penjara Sde Teiman di gurun Negev, Israel bagian selatan.
Pihak berwenang Israel sering mengeklaim menyelidiki insiden-insiden tersebut, tetapi hasil yang nyata jarang terlihat.
Dilansir Al Jazeera yang mengutip laporan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, per akhir Juni 2024, Israel telah menahan lebih dari 9.400 warga Palestina sejak mulai menyerang Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Para tawanan itu dilaporkan “ditahan secara rahasia, tanpa diberikan alasan atas penahanan mereka” dan tanpa pengacara.
Laporan PBB yang dirilis pada 31 Juli 2024 itu juga mencatat dugaan penyiksaan yang meluas terhadap para tawanan.
Berdasarkan wawancara dengan para tawanan dan korban lainnya dalam kurun 7 Oktober 2023 hingga 30 Juni 2024, laporan PBB itu menemukan “ribuan warga Palestina” termasuk staf medis, “dibawa dari Gaza ke Israel, biasanya diikat dan ditutup matanya.”
Laporan PBB juga mengungkapkan, “sedikitnya 53 tahanan Palestina” diketahui tewas di fasilitas penahanan Israel.
Laporan itu juga menguraikan “dugaan penyiksaan dan bentuk-bentuk lain perlakuan kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan, termasuk penyiksaan seksual terhadap wanita dan pria.”
Menurut otoritas Palestina di Gaza, serangan Israel telah membunuh hampir 40.000 orang di Gaza sejak 7 Oktober.
Sedangkan Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) karena kampanye militernya.
Serangan Israel ke Gaza dilancarkan setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerang pada 7 Oktober lalu. Israel mengeklaim serangan itu menewaskan 1.200 orang.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan pimpinan politik Hamas, Ismail Haniyeh, di ibukota Iran, Teheran, pada 31 Juli, dan pembunuhan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut, Lebanon, oleh Israel.
Hamas dan Iran sama-sama menuduh Israel yang membunuh Haniyeh. Tetapi Tel Aviv tidak mengonfirmasi atau menyangkal bertanggung jawab.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, berjanji akan memberikan “hukuman keras” atas serangan di tanah Iran tersebut.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Selasa (6/8/2024), menunjuk Yahya Sinwar sebagai kepala baru biro politik mereka.
(hanoum/arrahmah.id)