DHAKA (Arrahmah.id) – Muhammad Yunus (84), pelopor keuangan mikro peraih Nobel asal Bangladesh, ditunjuk untuk menjadi Perdana Menteri (PM) sementara, setelah Perdana Menteri sebelumnya, Seikh Hasina kabur dari negaranya.
Penunjukkan Muhammad Yunus dilakukan segera setelah para pemimpin mahasiswa memintanya untuk menjabat sebagai PM sementara. Para mahasiswa menilai Yunus berjasa mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan.
Yunus kemudian menyatakan kesiapannya untuk menjadi PM sementara.
“Jika tindakan diperlukan di Bangladesh, demi negara saya dan demi keberanian rakyat saya, maka saya akan melakukannya,” kata Yunus dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP pada Selasa (6/8/2024).
Yunus juga menyerukan agar dilaksanakan pemilihan umum yang bebas.
Kantor pers Presiden Bangladesh mengatakan keputusan ini diambil dalam sebuah pertemuan Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin, para pemimpin militer, dan para pemimpin kelompok Students Against Discrimination (SAD).
“Presiden telah meminta rakyat untuk membantu mengatasi krisis ini. Pembentukan pemerintahan sementara yang cepat diperlukan untuk mengatasi krisis ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Yunus akan memiliki jabatan sebagai penasihat utama, menurut pemimpin SAD Nahid Islam. Shahabuddin setuju bahwa pemerintahan sementara akan dibentuk dalam waktu sesingkat mungkin, kata Nahid Islam kepada wartawan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sheikh Hasina yang kini berusia 76 tahun telah berkuasa sejak tahun 2009. Ia dituduh melakukan kecurangan pemilu pada Januari lalu.
Jutaan orang kemudian turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya dari jabatan Perdana Menteri.
Ratusan orang tewas ketika pasukan keamanan berusaha meredakan kerusuhan tetapi protes terus berlanjut dan Hasina akhirnya melarikan diri pada Senin (5/8) dengan helikopter setelah militer berbalik melawannya. (Rafa/arrahmah.id)