GAZA (Arrahmah.id) – Hamas mengatakan bahwa mereka telah memulai konsultasi untuk memilih pemimpin baru, setelah pembunuhan kepala politiknya Ismail Haniyeh.
“Menyusul syahidnya pemimpin kami, para pemimpin gerakan ini telah memulai proses konsultasi yang luas di dalam hirarki dan lembaga-lembaga penasihat untuk memilih pemimpin baru,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di akun media sosialnya pada Ahad (4/8/2024), seperti dilansir Al Jazeera.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh “hanya akan membuat Hamas dan perlawanan Palestina semakin kuat dan semakin bertekad untuk melanjutkan jalan dan pendekatannya”.
Kelompok tersebut mengatakan hasil konsultasi akan diumumkan segera setelah selesai.
Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (31/7)dalam sebuah serangan yang oleh para pejabat Iran dituduhkan kepada “Israel”. Pengawalnya juga terbunuh.
Iran dan kelompok-kelompok yang bersekutu dengannya di Timur Tengah telah berjanji untuk membalas pembunuhan Haniyeh. “Israel” yang dituduh oleh Hamas, Iran dan pihak-pihak lain sebagai pelaku serangan tersebut, belum memberikan komentar secara langsung atas pembunuhan itu.
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Setelah upacara pemakaman di Teheran, di mana doa dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei pada Kamis, jenazah Haniyeh diterbangkan ke Doha untuk dimakamkan.
Pemimpin Hamas itu berbasis di ibu kota Qatar, di mana negosiasi dengan “Israel” dan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk Mesir dan Amerika Serikat, mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza telah berlangsung terus menerus sejak perang dimulai pada Oktober. (haninmazaya/arrahmah.id)