NEGEV (Arrahmah.id) – Dua warga Palestina yang diculik oleh pasukan ‘Israel’ tewas akibat penyiksaan di dalam tahanan, kelompok hak asasi Palestina dan otoritas Gaza mengonfirmasi pada Kamis (1/8/2024).
Warga kamp pengungsi Shujaiya, Islam al-Sarsawi, berusia 42 tahun, dibawa oleh pasukan ‘Israel’ ke fasilitas penahanan Sde Teiman yang terkenal kejam, di mana ia disiksa dan dibunuh pada Maret, kata Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan.
Laporan sebelumnya mengindikasikan kematian al-Sarsawi, namun pernyataan tersebut mengatakan informasi terkini telah mengonfirmasi kematiannya.
“Al-Sarsawi termasuk di antara puluhan tahanan yang kehilangan nyawa di penjara dan kamp penahanan ‘Israel’. Pihak berwenang ‘Israel’ terus menyembunyikan identitas mereka,” kata pernyataan itu.
“Dia ditangkap bersama banyak orang lainnya selama penggerebekan awal di Rumah Sakit Al-Shifa, dan keberadaan mereka masih dirahasiakan karena penghilangan paksa,” lanjutnya.
Fasilitas Sde Teiman tempat al-Sarsawi ditahan menjadi subjek penyelidikan internal ‘Israel’, di tengah tuduhan pemerkosaan, pelecehan seksual, dan penyiksaan yang dilakukan oleh tentara terhadap tahanan.
Awal pekan ini, sembilan tentara ditahan oleh otoritas ‘Israel’ setelah ada laporan bahwa seorang tahanan diserang dan diperkosa. Tahanan tersebut, yang dirawat di rumah sakit dengan luka parah di anusnya dan tidak dapat berjalan, dikembalikan ke Sde Teiman oleh ‘Israel’.
Penangkapan tentara ‘Israel’ tersebut mengakibatkan protes di pangkalan tersebut oleh warga ‘Israel’ sayap kanan termasuk politisi dan menteri kabinet yang menuntut agar tidak ada pertanggungjawaban atas tindakan tentara tersebut.
Setidaknya 36 tahanan telah tewas di fasilitas tersebut, tempat ribuan tahanan Palestina dari Gaza telah lewat, sejak 7 Oktober.
Pada Kamis juga, Kementerian Tahanan dan Mantan Tahanan Gaza mengonfirmasi kematian warga kamp pengungsi Jabalia berusia 26 tahun, Omar Junaid.
Kementerian diberitahu oleh ayah Junaid, Abdul Aziz, bahwa ia telah menerima telepon dari kelompok hak asasi manusia ‘Israel’ HaMoked, yang mengatakan bahwa Junaid telah meninggal pada 17 Juni karena penyiksaan berat.
Junaid diculik dari Jabalia bersama saudaranya oleh pasukan ‘Israel’ pada 24 Desember. Saudaranya dibebaskan pada April.
“Kami meminta bantuan dari banyak organisasi hak asasi manusia di dalam dan luar Gaza untuk mencari tahu nasibnya. Namun, kami tidak mendapat jawaban karena otoritas ‘Israel’ menolak memberikan informasi apa pun tentangnya,” kata Abdul Aziz.
“Mei lalu, kami menghubungi HaMoked, yang kemudian mengajukan petisi ke pengadilan ‘Israel’,” tambahnya.
Keluarga Junaid telah mendesak ‘Israel’ untuk menyerahkan jenazahnya untuk dimakamkan di Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)