SANA’A (Arrahmah.id) – Pemimpin kelompok Ansarallah Yaman, Abdul-Malik al-Houtsi, menyatakan pada Ahad (21/7/2024) bahwa serangan ‘Israel’ terhadap pelabuhan Hodeidah pada hari sebelumnya hanyalah untuk pertunjukan.
Sementara itu, media yang berafiliasi dengan Ansarallah, termasuk saluran satelit Al-Masirah, melaporkan bahwa “agresi Amerika-Inggris menargetkan wilayah Ras Issa di distrik Al Salif dengan empat serangan,” serta dua serangan tambahan di wilayah Buhais di distrik Midi di provinsi Hajjah, barat laut Yaman, dekat perbatasan Saudi.
Serangan ini menyusul serangan udara ‘Israel’ di pelabuhan Hodeidah pada Sabtu (20/7), yang menargetkan tangki bahan bakar dan pembangkit listrik, yang mengakibatkan enam orang tewas, tiga orang hilang, dan 83 orang terluka, menurut beberapa sumber termasuk Kementerian Kesehatan yang berafiliasi dengan gerakan Ansarallah.
Sejak November 2023, Ansarallah telah meningkatkan serangan mereka di Laut Merah, Laut Arab, Samudra Hindia, dan Laut Mediterania terhadap kapal-kapal ‘Israel’ atau yang terkait dengan ‘Israel’, dalam rangka “mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza,” yang tengah menanggung agresi ‘Israel’ yang terus-menerus.
Al-Houtsi menegaskan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Ahad (21/7) bahwa kemampuan pencegahan ‘Israel’ telah gagal, dan menggambarkan penargetan Hodeidah sebagai “pamer” bagi para pemirsanya.
Ia memperingatkan bahwa agresi tersebut akan menyebabkan eskalasi dan tantangan lebih lanjut, mengungkapkan bahwa senjata baru telah dikembangkan untuk mendukung Gaza, sejalan dengan kebutuhan saat ini.
Al-Houtsi menekankan komitmen teguh rakyat Yaman untuk mendukung Palestina dan menyatakan mereka tidak akan goyah dari pendirian mereka.
Ia memperingatkan bahwa agresi yang terus berlanjut terhadap Gaza akan mendorong kelompok tersebut ke tingkat respons yang baru, seraya menambahkan bahwa “musuh tidak lagi aman bahkan di ibu kotanya, Tel Aviv,” dan menyoroti bahwa pemboman Jaffa merupakan fase baru dari strategi mereka.
‘Konfrontasi Tanpa Batas’
Mohammed Abdul Salam, juru bicara resmi kelompok Ansarallah, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa konfrontasi mereka dengan ‘Israel’ tidak akan dibatasi, tanpa mematuhi aturan keterlibatan.
Ia memperingatkan bahwa ‘Israel’ harus mengantisipasi adanya respons dari kelompok itu setiap saat, yang menargetkan fasilitas sensitif di semua tingkatan.
Kelompok Ansarallah mengumumkan pada Ahad (21/7) bahwa mereka telah melakukan operasi militer “kualitatif” di Eilat sebagai balasan atas serangan ‘Israel’ di Hodeidah, mengancam ‘Israel’ dengan “respons hebat.” Mereka juga mengonfirmasi serangan terhadap kapal Amerika di Laut Merah.
Sementara itu, juru bicara militer Ansarallah Yahya Saree menyatakan dalam konferensi pers di Sana’a bahwa pasukan kelompok tersebut melaksanakan operasi militer signifikan yang menargetkan wilayah vital di Umm al-Rashrash, Eilat, dengan memanfaatkan rudal balistik untuk serangan tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)