KABUL (Arrahmah.id) – Para migran Afghanistan yang dipenjara di Pakistan melaporkan bahwa mereka disiksa di luar batas-batas kemanusiaan.
Para migran ini, yang dipulangkan melalui penyeberangan perbatasan Spin Boldak di Kandahar, mengatakan bahwa meskipun memiliki dokumen yang sah, mereka tetap ditangkap oleh pasukan Pakistan dan disiksa dengan kejam selama berada di dalam penjara.
Mereka menyebut perlakuan terhadap para tahanan Afghanistan oleh institusi keamanan Pakistan sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang terang-terangan, lansir Tolo News (21/7/2024).
Mustafa, seorang pria berusia 35 tahun yang berasal dari distrik 8 kota Kabul, masih memiliki bekas penyiksaan dan pemukulan dari pasukan Pakistan di tubuhnya.
Mustafa, seorang tahanan yang dideportasi dari Pakistan, mengatakan: “Mereka memukuli kami dengan kejam, menahan kami di Kuchlak, mengambil paspor dan uang kami, dan memukuli kami dengan kasar di kantor polisi dan penjara.”
Kelompok lain dari Afghanistan yang dipenjara di Pakistan juga mengatakan kepada Tolo News bahwa selain perlakuan yang tidak manusiawi, mereka juga dipaksa melakukan kerja paksa.
Ehsanullah, seorang tahanan yang dideportasi dari Pakistan, mengatakan: “Kami sama sekali tidak diperlakukan secara manusiawi, mereka memukuli kami, memaksa kami untuk menyapu, dan makanannya tidak memadai.”
Amanullah, seorang tahanan yang dideportasi dari Pakistan, mengatakan: “Orang-orang Afghanistan diperlakukan dengan sangat buruk, dihina, dipukuli, dan dipermalukan sebelum dijebloskan ke dalam penjara.”
Para pejabat dari Direktorat Suku, Perbatasan, dan Suku Kandahar juga mengkonfirmasi perlakuan tidak manusiawi terhadap para tahanan Afghanistan, dan menyatakan bahwa mereka mendukung penuh para tahanan Afghanistan yang dideportasi.
Habibullah, seorang ahli di Direktorat Suku, Perbatasan, dan Suku Kandahar, mengatakan: “Pertama, kami mendaftarkan mereka, kemudian kami melakukan biometrik, memberi setiap orang lima ribu orang Afghanistan, makanan, obat-obatan, dan transportasi ke rumah mereka. Selain itu, kami akan menyediakan lebih banyak fasilitas untuk mereka.”
Menurut para pejabat dari kamp sementara di distrik Takhta Pul, Kandahar, sejak tahun lalu, 600 migran yang dipenjara di Pakistan telah diserahkan kepada mereka, dan proses ini masih terus berlanjut. (haninmazaya/arrahmah.id)