ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Polisi antiterorisme Pakistan telah menangkap seorang pemimpin al Qaida yang merupakan pembantu dekat Osama bin Laden, dalang serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, kata sejumlah pejabat hari Jumat (19/7/2024).
Dilansir AP News (20/7), Wakil inspektur jenderal polisi Usman Gondal mengidentifikasi pria itu sebagai Amin ul Haq dan mengatakan ia ditangkap oleh Departemen Kontra-Terorisme di provinsi Punjab setelah perburuan selama bertahun-tahun. Penangkapan itu menggagalkan kemungkinan serangan yang direncanakan oleh Haq di provinsi itu, kata Gondal dalam sebuah konferensi pers di Lahore.
Nama Haq tercantum dalam daftar sanksi PBB yang memuat nama-nama orang yang terkait dengan al Qaida. Sebagai warga Afghanistan, ia dituduh bekerja sebagai pemodal untuk al Qaida dan memasok senjata kepada pemberontak.
Gondal mengatakan ia ditangkap di sebuah kota dekat kota Jhelum, tetapi tidak jelas kapan tepatnya penangkapan itu dilakukan. Setelah serangan 11 September, Pakistan menangkap dan menyerahkan sejumlah pejabat tinggi al Qaida ke AS.
Mereka termasuk deputi bin Laden, Khalid Shaikh Mohammed, Ramzi Binalshibh, dan Abu Zubaydah.
Dukungan Pakistan terhadap AS telah membuat geram para militan, yang sejak saat itu telah menyerang pasukan keamanan dan warga sipil. Pada hari Jumat, dua orang tewas dalam pemboman pinggir jalan di Waziristan Selatan, bekas benteng Taliban Pakistan di barat laut yang berbatasan dengan Afghanistan, kata pihak berwenang setempat. Pakistan telah mengalami lonjakan kekerasan sejak Taliban Afghanistan merebut kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021.
Sebagian besar serangan telah dituduhkan kepada Taliban Pakistan, yang juga dikenal sebagai Tehrik-e-Taliban Pakistan. Mereka adalah kelompok terpisah tetapi merupakan sekutu Taliban Afghanistan. Awal minggu ini, pemberontak menewaskan delapan tentara ketika seorang pembom bunuh diri menabrakkan kendaraannya yang berisi bahan peledak ke dinding luar kompleks perumahan tentara di Bannu, sebuah kota di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Sepuluh pemberontak tewas oleh pasukan setelah serangan itu. Pada hari Jumat, ribuan warga membawa bendera putih yang melambangkan perdamaian dalam sebuah unjuk rasa di Bannu yang menuntut perdamaian di wilayah tersebut.
Namun, orang-orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan pada unjuk rasa tersebut, menewaskan tiga orang dan melukai dua lusin lainnya, kata polisi.
Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab, dan polisi mengatakan mereka berusaha mengendalikan situasi. (hanoum/arrahmah.id)