KUALA LUMPUR (Arrahmah.id) – Departemen Agama Islam Wilayah Federal (Jawi) menahan seorang pria Pakistan bernama Muhammad Qasim Abdul Karim untuk penyelidikan lebih lanjut setelah dia dituduh mengajar tanpa sertifikasi di negara tersebut.
Hal tersebut dibenarkan oleh Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama), Datuk Mohd. Naim Mokhtar, namun tak membeberkan detail penangkapan Muhammad Qasim.
“Saya diberitahu tentang operasi yang dilakukan Jawi dan apa yang dibawa orang tersebut dari Pakistan, dengan jelas mengatakan bahwa dia bermimpi bertemu Nabi dan sebagainya. Hal ini juga berkaitan dengan masalah keimanan.”
Kajian yang dibawakan Qasim memang dicermati oleh Jawi, khususnya aparat penegak hukum hingga Jawi mengambil tindakan untuk memulai operasi dan penangkapan. Hanya saja sejauh ini saya belum bisa membeberkannya karena penyelidikan masih berjalan,” ujarnya seperti dilansir kosmo.com.
Hal itu disampaikannya saat ditemui pada Konvensi Akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah 2024 tingkat Wilayah Federal di Masjid Nasional yang juga dihadiri oleh Ketua Persatuan Ulama Dunia, Prof. Dr. Ali Muhyiddin Ali Al-Qaradaghi.
Ditanya apakah individu tersebut akan dituduh di pengadilan, Mohd Naim mengatakan itu tergantung penyidikan.
“Tergantung pada penyidikan yang dilakukan, kewenangan penuntutan bergantung pada Jaksa Wilayah Federal Syarie. Yang dilakukan Jawi adalah mengumpulkan bukti-bukti dan laporan serta menyerahkannya ke Jaksa Agung Syarie. Dia akan membuat keputusan.
Lebih lanjut dia menceritakan, Muhammad Qasim memiliki pengikut berdasarkan operasi penangkapan yang dilakukan terhadapnya.
“Kami ingin pastikan jumlahnya tidak menyebar, kami akan melakukan penindakan,” ujarnya.
Dikatakannya, pihak Jawi juga akan melaporkan ke Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) jika pria tersebut mengunggah konten terkait ajarannya di media sosial, namun hingga saat ini belum ada laporan ke MCMC.
Pada Januari 2022, Kosmo melaporkan, Departemen Agama Islam Selangor (JAIS) akan mengambil tindakan tegas terhadap umat Islam di negara bagian ini yang terlibat dalam ajaran ‘mimpi’ pria bernama Muhammad Qasim Abdul Karim.
Datuk Mohd. Shahzihan Ahmad sebelumnya mengatakan, pihaknya mengetahui ajaran yang mengklaim mengetahui peristiwa akhir zaman melalui mimpi.
Pernyataan JAIS muncul setelah media memberitakan bahwa kelompok yang mulai membangun pijakan di negara ini diduga mengajak masyarakat untuk mempercayai pria asal Pakistan melalui mimpinya terkait akhir zaman.
Kelompok bernama Gerakan Akhir Zaman (Gaza), diyakini mempersiapkan akhir zaman berdasarkan mimpi Muhammad Qasim yang mengaku hanya mengikuti kehendak Tuhan. (haninmazaya/arrahmah.id)