Oleh: Emmy Rina Subki
Lagi-lagi tawuran antar remaja memakan korban. Namun hilangnya nyawa seperti tak ada harganya. Terkadang pemicunya sangat sepele, bahkan dibilang sangat tidak penting. Baik korban dan pelakunya pun sebenarnya masih muda. Tentunya karena usia yang masih muda, sebenarnya mereka adalah harapan keluarga dan aset bangsa ini.
Dilansir dari berita online, Kompas.com telah terjadi tawuran di kota Palembang yaitu seorang remaja bernama M.Arief (18) tewas dalam tawuran itu, pada Senin (24/6/2024) sekitar pukul 03.00 dini hari. Diberitakan korban Arif terluka, akibat senjata tajam. Kombes Pol Harryo Sugih Hartono selaku Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Palembang memberikan pernyataan bahwa yang terlibat dalam tawuran saat ini sedang diburu polisi. “Kami melakukan pengejaran terhadap para pelaku tawuran yang menewaskan seorang remaja akibat aksi tawuran,” ujarnya, yang dilansir Antara.
Sebelumnya Harryo mengatakan usai kejadian korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Boom Baru. Tetapi tak berselang lama korban meninggal. Sehingga keluarga korban melaporkan kepada pihaknya. Dan atas kejadian ini pihaknya menghimbau masyarakat khususnya remaja untuk tidak keluar malam sampai larut. Dan selalu waspada guna mengantisipasi berulangnya tawuran karena bisa membahayakan hingga membuat nyawa melayang. Iptu Cepi Aminudin Kanit Reskrim Polsek Kalidoni, menyatakan peristiwa ini terjadi di depan Indomaret Simpang Celentang, Palembang.
Berulangnya tawuran ini hingga memakan korban sungguh sangat miris. Kenapa hal ini terus terjadi, pastinya ada persoalan besar dibalik aksi remaja yang terlibat. Di berbagai daerah pun hampir kita jumpai aksi remaja ini, sangat membahayakan dan tak jarang membuat hilangnya nyawa. Bahkan lebih ironis lagi, menimpa orang disekitarnya yang tidak terlibat. Entah berapa banyak lagi korban berjatuhan.
Sistem Kehidupan Sekuler Penyebab Utama
Pemicu dari munculnya berbagai persoalan ini, tentunya akibat adanya ideologi kapitalis sekularis liberal. Hal ini akan terus meningkat, karena sistem kehidupan yang diterapkan jauh dari agama Islam.
Dalam sistem yang jauh dari akidah Islam ini, membuat manusia tidak tahu visi dan misi arah hidup nya. Hidup hanya untuk mencari kesenangan dunia. Padahal diketahui hidup saat ini tidak lah mudah. Akibat sistem kapitalis, biaya pendidikan mahal, kemiskinan melanda sehingga berbagai macam problematika kehidupan melanda, tanpa ada solusi tuntas.
Negara ini sendiri sepertinya tidak serius menangani penyebab terjadinya tawuran. Karena banyaknya remaja yang menganggur, dan putus sekolah, membuat mereka mudah terjebak dengan perilaku yang buruk. Seperti terlibat kasus kriminalitas, pergaulan bebas, narkoba bahkan miras.
Himpitan ekonomi, lingkungan dan individu yang jauh dari nilai-nilai agama Islam, bisa jadi faktor penyebab mudahnya mereka tersulut emosi. Tekanan hidup membuat mudah stres, depresi dan bersikap fragmatis. Terlebih lagi pendidikan yang berasaskan sekularisme yang menjauhkan adanya peran agama dalam kehidupan. Sehingga ketika menghadapi persoalan sepele mereka bersikap temperamen.
Dalam sistem yang menjauhkan adanya peran Allah Subhanahu Wata’alah yang mengatur. Persoalan dalam hidup tidak akan pernah selesai. Dalam sistem sekularisme manusia berperilaku sebebas-bebasnya. Tidak takut dosa, karena memandang di dunia hanya untuk mencari kepuasan.
Tawuran bukan lagi persoalan kenakalan remaja biasa. Dengan solusi cukup waspada, dan tidak keluar malam tidaklah cukup. Negara harus serius menyelesaikan persoalan tawuran antar remaja ini. Untuk itu butuh sistem kehidupan yang shahih, yaitu penerapan ideologi Islam.
Solusi Tuntas Hanya Islam
Dalam Islam, untuk menghadapi aksi remaja yang terlibat tawuran akan mudah diselesaikan. Karena asas pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Pendidikan yang berlandaskan akidah Islam, akan membentuk individu yang bertakwa.
Individu yang bertakwa akan memahami bahwa, manusia diciptakan hanya untuk beribadah. Yaitu senantiasa taat mencari Ridho Allah Subhanahu Wata’alah. Sehingga akan muncul sikap senantiasa diawasi oleh sang pencipta. Hal ini akan bisa mencegah terjadinya perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Para remaja khususnya pemuda, yang sedang bertumbuh dengan kesempurnaan fisik yang sempurna dan kuat. Sudah seharusnya bersyukur akan nikmat Allah Subhanahu Wata’ala, dengan memanfaatkan kematangan fisik dan akalnya untuk berbuat amal kebaikan. Karena sesungguhnya Allah ta’ala akan meminta pertanggung jawaban. Allah Ta’ala berfirman,
{أَلا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ. لِيَوْمٍ عَظِيمٍ. يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ}
“Tidakkah mereka itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang dasyat, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam (Allah Ta’ala)” (QS al-Muthaffifiin: 4-6).
Karena seorang individu yang dibekali dengan akidah, standar berpikir, bersikap dan berperilaku pastinya akan terikat dengan syariat Islam. Islam mengajarkan untuk berkasih sayang terhadap sesama. Sehingga tidak mudah terpancing amarah.
Berdasarkan dengan hadits Rasullullah Saw, Abu Hurairah RA, mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesama muslim itu adalah saudara, tidak boleh saling mendzalimi, merendahkan ataupun saling mencibir. Ketakwaan itu sesungguhnya di sini, sambil menunjuk dada dan diucapkannya tiga kali. Rasul melanjutkan: Seseorang sudah cukup jahat ketika ia sudah menghina sesama saudara muslim. Setiap muslim adalah haram dinodai jiwa, harta dan kehormatannya.”
Dalam hadits di atas Islam memandang sesama muslim adalah saudara baginya. Tidak boleh saling mendzalimi, artinya tidak boleh menyakiti. Karena untuk mencibir dan merendahkan saja tidak dibolehkan. Kehormatan, harta dan nyawanya harus dilindungi. Tidak boleh menumpahkan darah, apalagi sampai menghilangkan nyawanya.
Dalam pendidikan Islam, akan mudah mencetak generasi yang tangguh, cerdas, serta terikat dengan hukum Islam. Dengan di dukung oleh negara yang menerapkan syariat Islam. Negara akan memberikan pendidikan secara murah bahkan gratis. Sehingga tidak ada lagi remaja yang putus sekolah. Negara pun akan menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Tidak ada lagi yang menganggur. Terhindar dari tindak kriminal. Para pemuda ini akan disibukan diri dengan menempa diri belajar Islam. Sehingga mereka menjadi individu yang memegang ideologi Islam. Siap memimpin peradaban di masa mendatang. Mahir agama, menguasai sains dan teknologi.
Negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah, disamping membentuk individu yang bertakwa, pastinya kontrol masyarakatnya akan berjalan. Amar makruf nahi munkar yang berjalan, akan sangat membantu. Untuk mencegah terjadinya tindak kriminal dan tawuran. Serta adanya sanksi tegas terhadap pelaku kekerasan, tawuran yang sering terjadi. Sanksi tegas itu sendiri sesuai syariat Islam tentunya akan membuat efek jera. Dan hanya bisa diwujudkan dalam negara yang menerapkan ideologi Islam.
Wallahua’lam bis shawab