BERLIN (Arrahmah.id) – Dewan Perwakilan Rakyat Jerman memilih untuk melarang simbol segitiga terbalik merah yang digunakan oleh Brigade al-Qassam dalam videonya, situs web berita Jerman ASB Zeitung melaporkan pada Kamis (4/7/2024).
Menurut media tersebut, Persatuan Demokratik Kristen (CDU) dan Partai Sosial Demokrat (SPD) mengajukan mosi mendesak untuk memberlakukan larangan segitiga, yang digunakan pejuang Hamas untuk menandai target mereka.
Usulan tersebut kabarnya memperoleh suara mayoritas dalam sidang pleno parlemen Jerman.
Burkard Dregger, juru bicara kebijakan dalam negeri fraksi CDU, menyatakan bahwa tujuannya adalah agar Kantor Administratif Berlin melarang penggunaan simbol tersebut. “Kedua, pemerintah federal harus memperluas larangan Hamas hingga mencakup larangan segitiga Hamas,” imbuhnya.
Sementara itu, Martin Matz dari SPD menjelaskan bahwa Hamas menggunakan simbol tersebut untuk menandai orang-orang sebagai target, yang membenarkan pelarangan penggunaannya. Namun, ia tidak menyebutkan bahwa target yang ditampilkan dalam video kelompok Perlawanan Palestina tersebut hanya mencakup tentara, personel militer, dan kendaraan ‘Israel’.
Partai-partai oposisi, termasuk Partai Hijau, Kiri, dan AfD, tidak mendukung mosi tersebut.
Vasili Franco dari Partai Hijau berpendapat bahwa larangan total tidak tercakup dalam hak berkumpul atau kebebasan berpendapat.
Niklas Schrader dari kubu Kiri menyatakan bahwa usulan tersebut tidak pantas dan merupakan politik simbolik yang tidak efektif. Ia mencatat bahwa segitiga merah memiliki sejarah panjang dan juga digunakan oleh organisasi lain yang menghadapi kriminalisasi, yang menunjukkan bahwa jika segitiga tersebut harus dilarang, maka segitiga tersebut harus dibedakan dengan jelas.
Makna yang Lebih Dalam
Segitiga merah dimulai sebagai alat fungsional dalam video yang diproduksi dengan baik yang dirilis oleh Brigade Al-Qassam.
“Untuk memahami fungsi segitiga ini, kami perlu memahami cerita di baliknya, dan dengan demikian menjelaskan, tanpa sepatah kata pun, mengapa warga Palestina melakukan perlawanan,” kata analis Palestina dan editor The Palestine Chronicle, Ramzy Baroud, dalam sebuah artikel baru-baru ini, yang menjelaskan bahwa “fungsi segitiga merah tersebut diubah menjadi makna yang lebih besar, simbolisme yang lebih dalam.”
“Seiring jutaan orang terus memprotes kekejaman ‘Israel’ di Gaza, banyak yang membawa spanduk dan bendera Segitiga Merah. Bagi mereka, simbol ini tidak hanya mewakili Perlawanan Palestina di Gaza, tetapi juga kebutuhan untuk bertindak di mana pun,” tambah Baroud.
Meskipun beberapa pihak menduga bahwa segitiga merah tersebut terinspirasi oleh segitiga merah pada bendera Palestina, tanda ini bisa saja sekadar pilihan teknis untuk memberi tahu pemirsa di mana mereka harus melihat.
Namun, menurut Baroud, “yang benar-benar penting adalah makna mendalam dari semua ini.” (zarahamala/arrahmah.id)