BEIRUT (Arrahmah.id) – Hizbullah Lebanon mengatakan pihaknya meluncurkan lebih dari 200 roket dan drone ke posisi militer ‘Israel’ pada Kamis (4/7/2024), dan bersumpah untuk mengintensifkan serangannya setelah terbunuhnya seorang komandan senior sehari sebelumnya, karena ketegangan meningkat di tengah perang yang telah berlangsung hampir sembilan bulan di Gaza.
Kelompok milisi yang didukung Iran ini mengatakan serangan terbarunya, yang menyusul peluncuran lebih dari 100 roket pada Rabu (3/7), terjadi sebagai respons atas pembunuhan ‘Israel’ terhadap seorang komandan senior Hizbullah, Mohammed Naameh Nasser, di dekat kota pesisir selatan Lebanon, Tyre.
Seorang sumber yang dekat dengan kelompok tersebut menggambarkannya sebagai “komandan Hizbullah yang bertanggung jawab atas satu dari tiga sektor di Lebanon selatan.” Kepala sektor perbatasan lainnya tewas dalam serangan ‘Israel’ bulan lalu.
Militer ‘Israel’ mengatakan pada Kamis (4/7) bahwa pasukannya “menyerang pos peluncuran di Lebanon selatan” setelah “sejumlah proyektil dan target udara mencurigakan melintas dari Lebanon ke wilayah Israel”.
Dikatakan bahwa sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara tetapi “kebakaran terjadi di sejumlah wilayah di Israel utara” menyusul serangan tersebut.
‘Israel’ tidak melaporkan adanya kematian di wilayah perbatasan utaranya, tempat sebagian besar masyarakat telah dievakuasi, tetapi dengan cepat mengatakan pihaknya telah menanggapi dengan serangan terhadap sasaran di Lebanon selatan.
Hizbullah mengatakan bahwa “sebagai bagian dari tanggapan terhadap… pembunuhan yang dilakukan oleh musuh”, pihaknya telah menembakkan “lebih dari 200 roket” dan “satu skuadron pesawat tanpa awak peledak” ke pangkalan-pangkalan ‘Israel’.
Sirene serangan udara berbunyi di ‘Israel’ utara pada pagi hari, dan seorang koresponden AFP menyaksikan roket yang melintasi perbatasan kemudian dicegat.
Pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine mengancam akan menyerang lokasi baru di ‘Israel’ sebagai bagian dari tanggapan kelompok tersebut terhadap pembunuhan Nasser.
“Rangkaian respons ini akan terus berlanjut secara berurutan, dan rangkaian ini akan terus menargetkan lokasi-lokasi baru yang tidak dibayangkan oleh musuh akan terkena serangan,” kata Safieddine, saat berpidato pada upacara peringatan komandan senior pada Kamis (4/7).
‘Israel’ dan Hizbullah, sekutu kelompok Palestina Hamas, telah saling tembak lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang Gaza meletus pada 7 Oktober, yang memicu kekhawatiran bentrokan tersebut dapat meningkat menjadi perang habis-habisan.
Kepala PBB Antonio Guterres “sangat khawatir tentang meningkatnya baku tembak”, kata juru bicaranya Stephane Dujarric pada Rabu (3/7), memperingatkan tentang risiko terhadap Timur Tengah yang lebih luas “jika kita benar-benar terlibat dalam konflik besar”. (zarahamala/arrahmah.id)