SANA’A (Arrahmah.id) – Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, mengatakan pada Rabu (3/7/2024), mereka akan membebaskan 50 anggota Houtsi dengan imbalan seorang tokoh politik terkemuka yang ditahan oleh kelompok tersebut, lapor Anadolu Agency.
“Kesepakatan telah dicapai dengan kelompok Houtsi untuk membebaskan Mohammed Qahtan dengan imbalan 50 orang Houtsi,” kata juru runding pemerintah, Majed Fadail kepada Anadolu.
Qahtan adalah seorang tokoh terkemuka di Partai Islah, partai Islam terbesar di Yaman, dan salah satu dari empat orang yang tercantum dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2216 tahun 2015, yang mengamanatkan pembebasan orang-orang ini oleh kelompok Houtsi.
Dia ditahan oleh Houtsi pada tanggal 5 April 2015, tak lama setelah kelompok tersebut menempatkannya sebagai tahanan rumah. Keluarganya masih belum mengetahui keberadaan atau kondisinya.
Pemimpin Houtsi, Abdel-Qadir Al-Mortada, mengonfirmasi tercapainya kesepakatan dengan pemerintah untuk membebaskan 50 pemberontak Houtsi dengan imbalan Qahtan.
Pemerintah Yaman dan Houtsi meluncurkan babak baru negosiasi pertukaran tahanan yang disponsori PBB di Oman pada Ahad.
Sejak konsultasi mereka di Stockholm pada 2018, pemerintah Yaman dan Houtsi telah menyerahkan daftar yang berisi lebih dari 15.000 tahanan dan narapidana, meskipun jumlah pastinya masih belum pasti.
Pada April 2023, dengan difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional dan PBB, kedua pihak yang bertikai bertukar sekitar 900 rincian setelah negosiasi di Swiss.
Yaman telah mengalami ketenangan relatif sejak April 2022 dalam konflik yang dimulai hampir satu dekade lalu antara pasukan yang setia kepada pemerintah yang sah dan kelompok Houtsi, yang telah menguasai berbagai provinsi dan kota, termasuk ibu kota Sana’a, sejak 2014. (haninmazaya/arrahmah.id)