UTTAR PRADESH (Arrahmah.id) — Lebih dari 100 orang tewas dan lebih dari selusin orang lainnya cedera dalam desak-desakan di acara keagamaan Hindu di India utara, menurut pihak berwenang.
Kerumunan besar orang berkumpul pada Selasa (2/7/2024) di satu desa di distrik Hathras di negara bagian Uttar Pradesh, sekitar 200 km (125 mil) di tenggara ibu kota nasional, New Delhi, untuk mendengarkan ceramah oleh seorang pendeta, dan badai debu yang dahsyat memicu kepanikan saat orang-orang berlindung.
Banyak yang tertimpa atau terinjak-injak dan jatuh satu sama lain. Beberapa orang jatuh ke saluran pembuangan air di pinggir jalan dalam kekacauan itu.
“Para peserta sedang keluar dari lokasi acara ketika badai debu membutakan penglihatan mereka, menyebabkan keributan dan insiden tragis yang terjadi setelahnya,” kata Chaitra V, komisaris divisi kota Aligarh di Uttar Pradesh, kepada AFP (3/7).
“Sebanyak 116 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak,” ungkap Prashant Kumar, direktur jenderal polisi di Uttar Pradesh.
Perwira polisi senior Shalabh Mathur juga mengonfirmasi 116 kematian dan mengatakan 18 orang cedera, menurut laporan kantor berita AFP.
Kepala petugas medis negara bagian, Umesh Kumar Tripathi, mengatakan kepada wartawan bahwa “banyak yang terluka” telah dirawat di rumah sakit.
Keributan itu terjadi saat para pengunjung bergegas meninggalkan acara tersebut bersama seorang pemimpin agama bernama Bhole Baba setelah ada badai debu datang, demikian dilaporkan media lokal.
Video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti mayat-mayat bertumpuk di tanah di luar rumah sakit setempat.
Al Jazeera tidak dapat segera memverifikasi video tersebut.
Laporan awal menunjukkan lebih dari 15.000 orang telah berkumpul untuk acara tersebut, yang telah mendapat izin hanya untuk sekitar 5.000 orang.
Orang-orang berkumpul di luar satu kamar mayat di kota Etah, tempat banyak korban meninggal dibawa, untuk mencari kabar tentang kerabat mereka.
“Ketika khotbah selesai, semua orang mulai berhamburan keluar,” papar Shakuntala, seorang wanita lain yang hanya menyebutkan satu nama, kepada kantor berita Press Trust of India.
Kepala Menteri Negara Bagian Yogi Adityanath memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Instruksi telah diberikan kepada pejabat terkait untuk melakukan operasi pertolongan dan penyelamatan dengan persiapan perang dan memberikan perawatan yang tepat kepada yang terluka,” tulis dia di X.
Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan kompensasi sebesar USD2.400 kepada keluarga terdekat dari mereka yang meninggal dan USD600 kepada mereka yang terluka dalam “insiden tragis” tersebut.
“Saya turut berduka cita kepada mereka yang telah kehilangan orang yang mereka cintai. … Saya berharap semua yang terluka segera pulih,” tulis Modi di platform media sosial X.
Presiden Droupadi Murmu mengatakan kematian tersebut “menyayat hati” dan menyampaikan “belasungkawa yang terdalam”.
Kecelakaan yang mematikan sering terjadi di tempat-tempat ibadah di India selama festival keagamaan besar ketika banyak orang berkumpul di area kecil dengan sedikit tindakan pengamanan.
Sebanyak 112 orang tewas pada tahun 2016 dalam ledakan yang disebabkan pertunjukan kembang api yang dilarang di satu kuil untuk menandai Tahun Baru Hindu.
Ledakan itu menghancurkan bangunan beton dan memicu kebakaran di satu kompleks kuil di negara bagian Kerala, tempat ribuan orang berkumpul.
Sebanyak 115 umat lainnya tewas pada tahun 2013 dalam desak-desakan di satu jembatan dekat kuil di negara bagian Madhya Pradesh di India tengah. (hanoum/arrahmah.id)