DOHA (Arrahmah.id) — Zahibullah Mujahid, juru bicara Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) sekaligus ketua delegasi Afghanistan untuk pertemuan Doha menagatakan bahwa Arab saudi menyatakan niatnya untuk membuka kembali kedutaan besar di di Kabul sesegera mungkin.
Dilansir Al Emarah English (30/6/2024), pernyataan Arab Saudi ini disampaikan menjelang pertemuan yang membahas Afghanistan di Doha.
Mujahid sebelumnya mengumumkan dalam sebuah konferensi pers bahwa partisipasi IIA dalam pertemuan ini tidak menandakan permusuhan terhadap pihak mana pun.
“Partisipasi kami dalam pertemuan ini bukanlah permusuhan terhadap pihak mana pun, tetapi keterlibatan dengan semua pihak, yang harus dipahami dan dimanfaatkan dengan lebih baik,” kata Mujahid.
Mujahid menyerukan kepada negara-negara yang berpartisipasi dalam pertemuan Doha ketiga untuk tidak meninggalkan Afghanistan sendirian dalam kondisi yang sulit.
Dia juga mengklarifikasi bahwa isu-isu domestik Afghanistan tidak akan dibahas dalam pertemuan Doha ketiga, karena menurutnya, isu-isu domestik Afghanistan terkait dengan negara tersebut, bukan PBB.
Juru bicara IIA mengatakan bahwa isu-isu ekonomi, perbatasan, dan pencapaian IIA akan dibahas dalam pertemuan Doha ketiga.
Mujahid mengatakan bahwa mereka berpartisipasi dalam pertemuan ini berdasarkan persyaratan, namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Ia juga mengomentari penentangan IIA terhadap kehadiran perempuan dalam pertemuan Doha, dan menyatakan bahwa penentangan ini untuk mempertahankan sikap bersatu Afghanistan dalam pertemuan tersebut.
Dalam bagian dari pidatonya, juru bicara IIA menceritakan pesan Idul Adha dari pemimpin IIA, yang menekankan untuk menghindari konflik, sebagai sebuah pesan nasihat.
Mujahid, yang menyangkal adanya konflik dalam sistem IIA, mengatakan bahwa penekanan pemimpin untuk menghindari konflik tidak menunjukkan adanya perselisihan dan konflik dalam sistem Islam mereka.
Juru bicara IIA menyatakan: “Masalah partisipasi perempuan dalam pertemuan ini adalah bahwa tidak seorang pun selain Imarah Islam, yang merupakan sebuah sistem, yang boleh mewakili Afghanistan, karena jika orang Afghanistan muncul melalui beberapa jalur dalam pertemuan eksternal, itu berarti kita masih tercerai-berai dan bangsa kita tidak berada dalam satu jalur, dan ini membuka jalan bagi intervensi eksternal. Oleh karena itu, lebih baik apa pun yang kita lakukan di dalam negeri adalah di antara kita sendiri, tetapi di luar, kita harus bersatu sebagai satu bangsa Afghanistan.” (hanoum/arrahmah.id)