GAZA (Arrahmah.id) — Investigasi yang dilakukan perusahaan analisis sumber terbuka, Forensic Architecture, menyatakan seorang anak perempuan Palestina berusia enam tahun, Hind Rajab, dan beberapa kerabatnya terbunuh oleh serangan tank Israel yang menembaki mobil mereka.
Hind dan kerabatnya dibunuh pada 29 Januari ketika melarikan diri dari lingkungan mereka di Kota Gaza setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk daerah tersebut. Jasad mereka akhirnya ditemukan 12 hari kemudian.
Forensic Architecture memetakan total 335 lubang peluru di sedan Kia tempat mereka terbunuh, seperti yang dikutip dari The Cradle (24/6).
Investigasi yang dilakukan atas kerja sama dengan Earshot dan jurnalis dari Fault Lines Al-Jazeera ini juga menemukan dua petugas medis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang mencoba menyelamatkan Hind juga tewas akibat tembakan tank Israel.
Walaupun kematian sebagian besar warga Palestina yang dibunuh penjajah Israel dalam perang genosida di Gaza luput dari perhatian, pembunuhan Hind menarik perhatian dunia ketika PCRS mempublikasikan audio permintaan tolong yang dibuat oleh sepupu Hind, Layan Hamadam (15).
Setelah semua orang dewasa di dalam mobil ditembak dan dibunuh, Layan nekat menggunakan ponsel untuk menelepon petugas operator PRC.
Layan berkata, “Mereka menembaki kami. Tanknya ada di sebelah saya. Kami bersembunyi di dalam mobil. Kami berada di samping tank.”
Layan berteriak hingga suaranya berhenti tiba-tiba dua puluh detik setelah panggilan telepon.
Selama panggilan berlangsung, total 64 tembakan terdengar dalam waktu hanya 6 detik, yang mengindikasikan rentang tembakan 750-900 peluru per menit. Kisaran peluru per menit ini konsisten dengan persenjataan yang dikeluarkan tentara Israel, seperti senapan serbu M4 atau senapan mesin FN MAG pada tank Merkava.
Israel telah mencoba mengklaim tank-tank mereka tidak berada di daerah di mana Hind, Layan, dan kerabat mereka terbunuh.
Israel malah mengatakan mereka terbunuh oleh tembakan dari Hamas. Namun, Forensic Architecture mencatat jarak tembak yang teramati dalam panggilan tersebut melebihi jarak tembak senapan serbu AK-47 yang paling sering digunakan oleh Hamas.
Dengan mengukur suara peluru yang bergerak dengan kecepatan supersonik dan membandingkannya dengan suara ledakan dari moncong senjata yang mencapai alat perekam dengan kecepatan suara, Earshot dapat menentukan tank yang menembaki mobil Hind dan Layan berada pada jarak antara 13 hingga 23 meter.
“Pada jarak seperti itu, tidak masuk akal penembak tidak dapat melihat mobil tersebut ditempati oleh warga sipil, termasuk anak-anak,” tulis Forensic Architecture.
“Analisis balistik membenarkan kata-kata terakhir Layan Hamada: tembakan berasal dari tank yang berada di sebelah mereka.”
Setelah penembak tank Israel membunuh Layan, Hind yang berusia enam tahun adalah satu-satunya orang yang masih hidup di dalam mobil. Petugas PCRS mengirim paramedis Yusuf al-Zeino dan Ahmed al-Madhoun dengan ambulans untuk menyelamatkannya. Ketika mereka sampai di lokasi mobil Hind, mereka langsung terbunuh.
Forensic Architecture melaporkan ambulans tersebut dihancurkan dengan menggunakan peluru Pelacak Multiguna Anti-Tank Peledak Tinggi M830A1 (HEAT-MP-T) berukuran 120mm.
“Penilaian kami tentang posisi tank pada saat serangan, bersama dengan arah tembakan, menunjukkan ambulans tersebut kemungkinan besar terkena amunisi dari tank Israel,” tulis Forensic Architecture. (hanoum/arrahmah.id)