SANAA (Arrahmah.id) – Kelompok Houtsi Yaman mengumumkan, pada Ahad malam (23/6/2024), bahwa mereka telah menargetkan dua kapal di Laut Merah dan Samudera Hindia dengan rudal dan sebuah perahu drone, karena melanggar larangan akses ke pelabuhan ‘Israel’ yang diberlakukan oleh kelompok tersebut.
Juru bicara militer Houtsi, Yahya Saree, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa angkatan laut Houtsi melakukan operasi untuk menargetkan kapal Transworld Navigator di Laut Merah dengan drone, yang menyebabkan serangan langsung terhadap kapal tersebut, dan Kapal Sequoia Stolt juga menjadi sasaran di Samudera Hindia dengan sejumlah rudal bersayap. Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya, katanya.
Saree mencontohkan, penargetan kedua kapal tersebut terjadi karena perusahaan pemiliknya melanggar keputusan larangan masuk ke pelabuhan ‘Israel’ yang diberlakukan oleh gerakan tersebut, tanpa menyebut entitas pemilik kedua kapal tersebut.
Juru bicara Houtsi memperingatkan perusahaan-perusahaan yang terus melakukan bisnis dengan pendudukan ‘Israel’ melalui pelayaran laut bahwa kapal mereka akan menjadi sasaran langsung.
Sebelumnya pada (23/6), Otoritas Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengumumkan evakuasi awak kapal komersial di timur Yaman, setelah meluncurkan panggilan darurat akibat kebocoran air.
Kelompok Houtsi sebelumnya mengumumkan, pada Sabtu malam (22/6), bahwa pasukannya telah menargetkan, dengan melakukan pawai, 5 kapal di pelabuhan Haifa di ‘Israel’ utara dan Laut Mediterania, sehubungan dengan Perlawanan Islam di Irak, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh the angkatan bersenjata yang berafiliasi dengan Houtsi.
Sejak November lalu, kelompok Houtsi melancarkan serangan terhadap kapal kargo ‘Israel’ atau yang terkait dengannya, terutama di Laut Merah, dengan rudal dan drone, sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza, yang menjadi sasaran agresi ‘Israel’ sejak 7 Oktober 2023.
Menanggapi serangan-serangan ini, Washington dan London mulai melancarkan serangan udara dan serangan rudal terhadap situs-situs Houtsi di Yaman, namun hal ini tidak berhasil menghalangi mereka, menurut para ahli dan analis. (zarahamala/arrahmah.id)