KABUL (Arrahmah.id) – Akhundzada Abdul Salam Jawad, juru bicara Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Imarah Islam Afghanistan, mengatakan kepada Tolo News bahwa 121 pabrik telah didirikan di berbagai sektor di seluruh negeri saat ini.
Akhundzada Abdul Salam Jawad mengatakan bahwa 217 mesin produksi juga telah diimpor ke negara itu oleh para industrialis di sektor berat, ringan, dan primer.
Juru bicara Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mengatakan: “Sejak awal tahun matahari 1403, 121 pabrik baru telah didirikan dan 217 mesin telah diimpor ke Afghanistan.”
Sementara tahun lalu, 614 pabrik didirikan dan 1.098 mesin diimpor ke negara ini, lansir Tolo News (21/6/2024)
Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan investasi dan produksi di dalam negeri. Mesin-mesin ini termasuk dalam sektor industri berat, ringan, dan industri primer.”
Kamar Industri dan Pertambangan Afghanistan percaya bahwa jika lebih banyak fasilitas disediakan untuk para industrialis di negara ini, industri domestik akan mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Sakhi Ahmad Paiman, wakil pertama Kamar Industri dan Pertambangan, mengatakan kepada Tolo News: “Untungnya, tahun ini kami telah menyaksikan investasi industri di Afghanistan. Industri berat dan ringan, sebanyak apapun dukungannya, sangat penting bagi pertumbuhan industri Afghanistan dalam hal pasokan energi, distribusi lahan, dan juga kenaikan tarif untuk barang-barang impor serupa.”
Beberapa ahli ekonomi juga menekankan dukungan dari para industrialis di negara ini, dengan mengatakan bahwa sebagian besar kebutuhan Afghanistan dipenuhi oleh produksi industri dalam negeri.
“Pabrik-pabrik produksi beroperasi tanpa adanya fasilitas ekonomi yang memadai. Jika beberapa fasilitas dan kemudahan disediakan untuk pabrik-pabrik publik, termasuk hibah, memastikan kebutuhan seperti energi, dan pinjaman kecil, itu akan memainkan peran penting dalam memperkuat pabrik-pabrik produksi kami,” kata Shakir Yaqubi, seorang analis ekonomi.
“Pabrik-pabrik produksi kami saat ini tidak memiliki lahan; mereka menghadapi banyak masalah karena kurangnya lahan dan listrik,” ujar Shams Rahman Ahmadzai, seorang analis ekonomi.
Menurut statistik dari Kamar Industri dan Pertambangan, lebih dari 5.000 pabrik di berbagai sektor beroperasi di 18 kawasan industri di negara ini, membawa Afghanistan menuju swasembada dan semi-swasembada di beberapa sektor. (haninmazaya/arrahmah.id)