GAZA (Arrahmah.id) — Ribuan warga Palestina gagal melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji, akibat blokade perbatasan yang dilakukan pemerintah Israel.
Juru bicara Kementerian Haji dan Wakaf di Gaza, Ikrami Al-Mudallal, mengatakan ada sekitar 2.500 warga Palestina yang gagal ke Saudi untuk beribadah haji tahun ini.
Jamaah haji dari Gaza merupakan sepertiga dari total jamaah haji Palestina yang dijadwalkan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Kantor pusat Kementerian Haji di Gaza juga hancur akibat agresi Israel, sehingga menyebabkan badan tersebut tidak bisa memfasilitasi perjalanan jemaah haji ke Mekkah.
Dilansir New Arab (15/6/2024), Al-Mudallal mengatakan larangan Israel terhadap warga Palestina meninggalkan Gaza, merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama.
Dia juga mengatakan agresi brutal Israel sangat memengaruhi perencanaan ibadah haji warga Palestina, termasuk terkait pembicaraan logistik dengan Mesir dan Arab Saudi.
Lantaran kondisi ini, para jemaah haji Palestina yang terkena dampak penutupan perbatasan Rafah akan diberikan prioritas keberangkatan tahun depan, karena banyak yang menunggu hingga 10 tahun untuk mendapat giliran menunaikan ibadah haji.
Sebelumnya, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz mengumumkan akan menampung 500 peziarah dari keluarga yang terbunuh atau terluka di Gaza.
Saudi juga akan memberikan hak istimewa bagi warga Palestina untuk menunaikan ibadah haji, saat perang berakhir.
Pada 6 Juni lalu, Raja Salman memerintahkan Kementerian Urusan Islam Saudi untuk menampung 1.000 jamaah dari keluarga yang terbunuh atau terluka di Gaza. Para peziarah ini dipilih dari mereka yang meninggalkan Gaza karena perang atau untuk perawatan medis.
Selain itu, pihak otoritas haji di Gaza juga telah meminta Mesir dan Saudi untuk menekan Israel agar membuka perbatasan Rafah dan mengizinkan warga Gaza untuk menunaikan ibadah haji. (hanoum/arrahmah.id)