KABUL (Arrahmah.id) — Dalam pamflet terbaru Al Qaeda yang dirilis as Sahab, Sayf al Adl, yang diyakini sebagai Amir Qaeda saat ini, menyerukan para pendukungnya di seluruh dunia untuk berhijrah ke Afghanistan.
Dilansir Long War Journal (8/6/2024), dalam seruan berjudul “Inilah Gaza: Perang Eksistensi, Bukan Perang Perbatasan,” Adl secara resmi menyatakan Afghanistan sebagai tempat berlindung yang aman bagi Al Qaeda dan rencana masa depannya.
Adl, yang menulis dengan nama samaran Salim al Sharif, dengan jelas menyatakan bahwa “orang-orang yang setia kepada umat, yang tertarik pada perubahan, harus pergi ke Afghanistan, belajar dari kondisinya, dan mengambil manfaat dari pengalaman mereka [Taliban].”
Dalam menyerukan hijrah, Adl menggunakan perang Gaza sebagai katalis untuk mendorong orang melakukan perjalanan ke Afghanistan. dia berpendapat bahwa berada di Afghanistan membuat mereka yang berhijrah akan mendapatkan pelatihan, pengalaman, dan pengetahuan sebelum melakukan serangan Zionis dan sasaran-sasaran Barat di seluruh dunia.
Adl juga menyerukan umat Islam untuk menyerang semua kepentingan Zionis (baik Barat maupun Yahudi) di seluruh wilayah Islam.
Dia melanjutkan bahwa reaksi yang tepat untuk menghadapi kejahatan musuh adalah dengan tindakan, bukan dengan kata-kata. Oleh karenanya, Adl mengatakan bahwa peristiwa 11 September, perang Afghanistan, dan serangan Hamas 7 Oktober adalah contoh bagus dalam menghadapi musuh.
Adl juga memuji dan mendorong sel-sel tidur di negara-negara Barat, agar mereka melakukan berbagai aksi penyerangan karena sel-sel ini bertindak sebagai “kekuatan pencegah” terhadap “kejahatan” Barat.
Lebih lanjut, Adl kemudian menyatakan bahwa umat Islam harus memandang Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) sebagai pahlawan dan model untuk membangun negara Islam di masa depan.
Oleh karenanya, menurut Adl, umat Islam yang tinggal di Barat disarankan untuk meninggalkan negeri mereka dan berhijrah ke negeri-negeri Islam, khususnya Afghanistan. Mereka juga kemudian didorong untuk mendukung IIA dengan harta setelah hijrah ke Afghanistan.
Dalam pesan nyata kepada berbagai cabang Al Qaeda di seluruh dunia, Adl juga menekankan perlunya komunikasi dan bertukar pengalaman militer serta perlunya aksi saling mendukung. Meskipun tidak terlalu rinci, kalimat ini kemungkinan besar mengacu pada komunikasi dan panduan yang berkelanjutan antara pimpinan pusat Al Qaeda dan berbagai cabang mengenai strategi saat ini.
Adl diperkirakan menggantikan Ayman al Zawahiri, pemimpin terakhir Al Qaeda yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di rumah persembunyiannya di ibu kota Afghanistan, Kabul. Rumah persembunyian tersebut dikelola oleh seorang letnan Sirajuddin Haqqani, menteri dalam negeri IIA dan salah satu dari dua wakil amir IIA. (hanoum/arrahmah.id)