Milisi bersenjata Mahkamah Islam Somalia lari ke hutan-hutan semak belukar setelah mereka memutuskan meninggalkan Mogadishu yang kini diduduki oleh pasukan pemerintah transisi didukung pasukan Ethiopia.
Mereka berhimpun di hutan-hutan belukar yang kerap disebut dengan “tora bora” Somalia. Nama Tora Bora mengingatkan orang tentang pegunungan yang menjadi tempat persembunyian Usamah bin Laden dari gempuran pasukan AS dan sekutunya saat menyerang Afghanistan.
Sementara itu, Pemerintah Transisi Somalia memberi tenggat waktu 3 hari saja bagi milisi Mahkamah Islam untuk melucuti senjatanya dan menyerahkan diri ke Mogadhisu. Waktu 3 hari itu terhitung mulai hari Selasa (2/1). Di kota Mogadishu, PM Somalia Muhammad Ali Gaidi, meminta agar memulai aksi pengumpulan senjata. “Langkah pengumpulan senjata ini diawasi oleh polisi Somalia dan Ethiopia,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Syaikh Yaqub Malam Ishaq, salah satu pemimpin Mahkamah Islam Somalia mengatakan melalui telepon kepada kantor berita Prancis,”Penduduk meminta kami meninggalkan Ksamayo. Kami sekarang dalam persembunyian dan akan mengatur strategi penyerangan.” Ia menolak menjelaskan detail lokasi yang menjadi tempat persembunyian pasukan Mahkamah Islam dan menegaskan,”Kami tetap berada di wilayah Somalia. Jangan kira Mahkamah Islam meninggalkan negeri ini dan kami biarkan orang asing yang menduduki kota. Kami tetap bergerak dan akan menghadapi musuh-musuh kami.”
Sebagian penduduk Ksamayo mengatakan, pasukan Islam itu mengarah ke wilayah Bor Jabo, yang terletak sisi perbatasan Somalia. “Mereka pergi dan mungkin menjadi akan sangat sulit bagi orang-orang Ethiopia untuk mengalahkan mereka.” Ia membandingkan lokasi persembunyian pasukan Mahkamah Islam itu dengan wilayah Tora Bora di Afghanistan yang menjadi tempat persembunyian Thaliban dan Usamah bin Laden.
Menurut Syaikh Syarif Ahmad, ketua Dewan Eksekutif Mahkamah Islam, dirinya telah memerintahkan kepada seluruh pasukannya pada hari pertama Idul Adha untuk memulai kembali merancang aksi menyerang pasukan Ethiopia di mana saja. Tapi tampaknya, Mahkamah Islam masih menahan diri untuk tidak segera melakukan serangan.
Namun demikian masalahnya memang tidak mudah. Sejumlah analisa menyebutkan bahwa Mahkamah Islam akan mendapat tekanan dari berbagai arah. Beberapa waktu lalu, pemerintah Kenya yang berbatasan dengan Somalia telah mengeluarkan keputusan untuk menutup perbatasannya dengan Somalia dan melakukan pemeriksaan ketat atas pasukan Mahkamah Islam yang mencoba melewati perbatasan. Seorang diplomat mengatakan,”Diperkirakan kapal kapal patroli AS turut mengontrol perairan laut yang berhubungan dengan Somalia. Mereka ingin mencekal para pimpinan Mahkamah Islam agar tidak lari ke luar Somalia.” (na-str/iol/era)