BEIJING (Arrahmah.id) — Presiden Cina Xi Jinping akui negara Palestina pada upacara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi dengan para pemimpin negara Arab di Beijing pada Kamis (30/5/2024).
Dilansir CNN (30/5), dia juga kembali menegaskan komitmen Cina untuk mendukung terus negara Palestina yang merdeka dan menjanjikan lebih banyak bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Konferensi tersebut dihadiri oleh Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifah, dan Presiden Tunisia Kais Saied.
Di benu lain, Pemerintah Slovenia pada Kamis (30/5) menyetujui keputusan untuk mengakui negara Palestina merdeka, kata Perdana Menteri Robert Golob, mengikuti langkah Spanyol, Irlandia dan Norwegia.
“Hari ini pemerintah telah memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat,” katanya dalam sebuah konferensi pers di Ljubljana.
Parlemen negara anggota Uni Eropa juga harus menyetujui keputusan pemerintah dalam beberapa hari ke depan.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas dari berbagai negara untuk mengkoordinasikan tekanan terhadap Israel untuk mengakhiri konflik di Gaza.
Pada 28 Mei, Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina, yang memicu reaksi marah dari Israel.
Dari 27 anggota Uni Eropa, Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria telah mengakui negara Palestina. Malta telah menyatakan akan segera menyusul.
Inggris dan Australia mengatakan bahwa mereka juga mempertimbangkan untuk memberikan pengakuan, namun Prancis mengatakan bahwa sekarang bukanlah waktunya.
Jerman bergabung dengan sekutu setia Israel, Amerika Serikat, dalam menolak pendekatan sepihak, dan bersikeras bahwa solusi dua negara hanya dapat dicapai melalui dialog.
Parlemen Denmark pada Selasa menolak rancangan undang-undang untuk mengakui negara Palestina.
Norwegia, yang mengetuai kelompok donor internasional untuk Palestina, sampai saat ini mengikuti posisi AS, namun telah kehilangan keyakinan bahwa strategi ini akan berhasil.
Israel telah berperang melawan Hamas, yang memerintah Gaza, sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh para militan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut perhitungan Israel. Hampir 130 sandera diyakini masih ditawan di Gaza.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 36.000 warga Palestina telah terbunuh dalam perang selama tujuh bulan terakhir. (hanoum/arrahmah.id)