JAKARTA (Arrahmah.id) – Fenomena astronomi Rashdul Qiblah, ketika Matahari tepat berada di atas Ka’bah, akan terjadi pada Senin (27/5/2024) tengah hari di Makkah, Arab Saudi. Kementerian Agama mengajak umat Islam di Indonesia untuk memanfaatkan momen ini dalam acara bertajuk ‘Hari Sejuta Kiblat’ guna meluruskan arah kiblat mereka. Acara ini juga akan didaftarkan ke Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk menguatkan ikatan dan rasa kebersamaan umat Islam di seluruh Indonesia melalui fokus yang sama terhadap arah kiblat, serta menjadi refleksi dalam kehidupan spiritual sehari-hari,” ujar Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, di Jakarta, Rabu (15/5) seperti dikutip dari situs Kemenag.
Peristiwa Rashdul Qiblah, atau Istiwa A’zam, terjadi ketika Matahari tepat berada tegak lurus di atas Ka’bah.
Fenomena ini memungkinkan umat Islam di seluruh dunia untuk meluruskan arah kiblat mereka dengan akurat.
Menurut Kemenag, peristiwa ini terjadi karena peredaran Matahari yang berpindah sebesar 23,5 derajat ke utara pada Maret hingga September, dan ke selatan pada bulan sebaliknya.
“Ketika Matahari bergerak ke utara dengan posisi Ka’bah yang berada pada 21° 25′ lintang utara, maka otomatis pada waktu tertentu Matahari akan berada tepat di atasnya,” jelas keterangan Kemenag.
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa fenomena ini berkaitan dengan Kulminasi, saat Matahari mencapai titik tertinggi di tengah hari.
Peristiwa ini terjadi dua kali setahun di wilayah antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan, termasuk Indonesia dan Ka’bah.
Adib menambahkan bahwa peristiwa Istiwa A’zam atau Rashdul Qiblah tahun ini akan terjadi pada Senin dan Selasa, 27 dan 28 Mei 2024, bertepatan dengan 18 dan 19 Zulkaidah 1445 H pada jam 16.18 WIB atau 17.18 WITA.
Untuk memanfaatkan fenomena ini, umat Islam dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk mengecek arah kiblat:
- Gunakan benda tegak seperti botol, tongkat, atau kaleng untuk melakukan kalibrasi arah kiblat.
- Benda yang digantung seperti bandul juga dapat digunakan untuk pengecekan arah.
- Pastikan permukaan datar.
- Sesuaikan jam dengan BMKG, RRI, atau Telkom.
- Letakkan benda tegak di permukaan datar untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Fenomena ini juga dapat disaksikan langsung oleh jemaah haji tahun ini.
Melansir Kemenag, Adib mengatakan, “Ini adalah waktu yang tepat bagi kita, umat muslim Indonesia untuk kembali mengecek arah kiblat.”
Melalui kegiatan ‘Hari Sejuta Kiblat’, Kemenag berharap dapat memperkuat rasa kebersamaan umat Islam di Indonesia dan memastikan arah kiblat yang benar dalam rangkaian ibadah sehari-hari.
(ameera/arrahmah.id)