Oleh Novita Mayasari, S.Si | Pegiat Literasi
Ayah merupakan salah satu tempat ternyaman dan terhangat untuk bersandar bagi seorang istri dan anak-anaknya. Ayah merupakan tempat ternyaman untuk berkeluh kesah dan mencurahkan isi hati bagi istri dan anak gadisnya. Begitulah ayah, sesosok orang yang selalu dirindukan, orang yang tangguh dan bertanggung jawab serta sebagai pelindung keluarga dari berbagai maraknya kejahatan yang terjadi hari ini.
Seorang ayah atau kepala keluarga memang sudah fitrahnya untuk selalu terdepan dalam melindungi dan menjaga keluarganya. Namun sayang sosok pahlawan bagi keluarga akhir-akhir ini mulai menghilang dikarenakan sang pahlawan ini nyatanya melakukan kekerasan yang dengan teganya dilakukan kepada keluarga yang harusnya disayangi, dijaga dan dilindungi.
Sebagaimana di kutip dari Kumparan (22/3/2024) menyatakan bahwa di Deli Serdang, Sumatera Utara terjadi kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Yaitu seorang laki-laki tega membacok ibu mertuanya lantaran kesal saat sang ibu mertua menegurnya karena ia melakukan KDRT kepada istrinya. Pelaku juga hendak membacok bapak mertuanya, tetapi korban berhasil melarikan diri.
Sungguh miris dari fakta tersebut menggambarkan betapa mudahnya sang pelindung keluarga melakukan kekerasan terhadap ibu dan nenek dari anak-anaknya. Dimanakah jiwa pengayom dan pelindungnya sebagai kepala keluarga?
Sekularisme Penyebab tak Terkendalinya KDRT
Tentu saja KDRT tidak datang dengan tiba-tiba. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya KDRT seperti kemiskinan, orang ketiga dalam rumah tangga, campur tangan mertua, perbedaan pandangan hidup dan lain sebagainya. Kesemua ini terjadi tidak lain lantaran tumbuh suburnya paham sekularisme -pemisahan agama dari kehidupan- di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini.
Paham ini telah sukses mempengaruhi cara pandang manusia untuk berpikir dan bertindak semaunya alias serba bebas. Karena sejatinya sekularisme ini melahirkan paham liberalisme (serba bebas), sehingga wajar saat ini manusia melakukan apapun sekehendak mereka sendiri tanpa memedulikan lagi halal dan haram suatu perbuatan. Ditambah lagi sulitnya mencari pekerjaan dan tingginya biaya hidup membuat para ayah akhirnya tertekan bahkan stress menghadapi kehidupan yang serba sempit ini.
Maka tak heran karena jauh dari tuntunan agama akhirnya para kepala keluarga mencari kebahagiaan di luar rumah, entah itu ikut judi online hingga melakukan perselingkuhan.
Walhasil sosok ayah dan kepala keluarga yang harusnya menjadi tempat ternyaman bagi anak istrinya kini hilang sudah. Tak ada lagi kasih sayang, tak ada lagi senda gurau, tak ada lagi menantu yang bisa diandalkan, dan tak ada lagi kehangatan dalam sebuah keluarga.
Islam Memberantas KDRT
Dalam Islam, negara (khilafah) memiliki peran yang sangat urgen demi menjamin kelangsungan harmonisnya suatu keluarga. Sebuah keluarga bukan hanya kumpulan orang yang hidup di bawah atap yang sama saja, lebih dari itu keluarga dalam islam merupakan institusi terkecil yang berfungsi memberikan jaminan perlindungan kepada anggota keluarga dari maraknya marabahaya yang senantiasa mengancam keutuhan suatu keluarga.
Maka, terkait sistem pergaulan negara akan menerapkan sistem pergaulan islam yaitu dalam kehidupan masyarakat maka hubungan laki-laki dan wanita hukum asalnya adalah terpisah. Sehingga ini mampu untuk mencegah terjadinya perusak rumah tangga alias orang ketiga dalam suatu keluarga.
Tidak hanya itu negara pun akan mengatur media massa dan memutus segala jenis situs-situs yang berbau pornografi untuk mencegah timbulnya syahwat yang berakhir ke perzinahan.
Kemudian pada sisi hukum, tentu negara dengan lembaga peradilannya akan memberikan sanksi yang adil bagi pelaku, sanksi tersebut harus menimbulkan efek jera sebagai pelajaran bagi yang lain agar tidak melakukan kemaksiatan yang sama dan agar tidak bermudah-mudah untuk melukai orang bahkan sampai membunuhnya. Dalam islam terkait kasus penganiayaan melukai tubuh hingga membunuh akan berlaku hukum qishash (hukuman yang setimpal). Maka sanksi terberat adalah hukuman mati bagi pelaku yang membunuh dengan sengaja.
Begitu pula pada bidang ekonomi, negara akan menerapkan sistem ekonomi Islam di mana sistem ekomoni ini akan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat dengan dimudahkannya untuk membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya dengan gaji yang memadai sehingga mencegah kasus KDRT akibat dari kesulitan ekonomi.
Dengan begitu ketika setiap lini dalam kehidupan menerapkan sistem islam insya Allah kesejahteraan, ketentraman dan kemuliaan akan di dapat. Keluarga dambaan yang penuh keharmonisan, senda gurau serta pernikahan yang sakinah mawaddah dan warahmah pun akan terwujud.
Wallahua’lam bishshawwab