WASHINGTON (Arrahmah.id) – Protes terus berlanjut di perguruan tinggi dan universitas di seluruh AS atas genosida ‘Israel’ di Jalur Gaza, dengan penangkapan dilaporkan pada Sabtu (4/5/2024) di beberapa kampus, Anadolu melaporkan.
Setidaknya 25 pengunjuk rasa ditangkap di Universitas Virginia di Charlottesville karena masuk tanpa izin menyusul intervensi polisi untuk membubarkan perkemahan pro-Palestina di kampus.
“Protes pro-Palestina di Lapangan (universitas) berakhir pada Sabtu (4/5) setelah Universitas, polisi lokal dan negara bagian membersihkan area tersebut menyusul pelanggaran berulang kali terhadap beberapa kebijakan Universitas, termasuk penggunaan tenda dan pengeras suara. Tindakan kekerasan yang terjadi selanjutnya serta kegagalan untuk mengikuti arahan penegakan hukum menyebabkan deklarasi pertemuan yang melanggar hukum,” kata universitas tersebut.
“Sebelum perselisihan dengan penegak hukum pada Sabtu (4/5), yang mengakibatkan 25 penangkapan pada Sabtu malam, demonstrasi yang dimulai pada Selasa (30/5) berlangsung damai dan mematuhi kebijakan Universitas,” tambahnya.
Secara terpisah, sebanyak 50 orang ditangkap di Institut Seni Chicago, menurut kampus tersebut.
“Hari ini, sekelompok individu, termasuk beberapa siswa SAIC (Sekolah Institut Seni Chicago), memulai protes di Taman Utara museum, dan seiring berjalannya protes, para pengunjuk rasa mengepung dan mendorong petugas keamanan serta mencuri kunci museum mereka, memblokir pintu keluar darurat, dan menutup gerbang. Protes juga mulai meningkat di Michigan Avenue di luar museum.”
Universitas menawarkan para demonstran lokasi alternatif untuk melanjutkan protes mereka di kampus, namun mereka menolaknya, menurut pernyataan itu.
“Selama beberapa putaran perundingan, mahasiswa pengunjuk rasa SAIC dijanjikan amnesti dari sanksi akademis dan tuduhan pelanggaran jika mereka setuju untuk pindah. Pihak kampus juga sepakat untuk bertemu dengan kelompok mahasiswa untuk membahas tuntutan mereka. Setelah sekitar lima jam, kesepakatan tidak dapat dicapai.”
Penangkapan dan tindakan keras tersebut terjadi di tengah gelombang protes mahasiswa AS yang mendukung Palestina yang dimulai bulan lalu, setelah enam bulan serangan ‘Israel’ di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 36.000 orang, bersamaan dengan blokade yang telah membuat wilayah kantong yang terkepung itu terkepung ke dalam kondisi kelaparan. (zarahamala/arrahmah.id)